Istisna' | Pengertiannya, Macam-macamnya, Serta Contohnya

 

bab istisna'


Arobiyahinstitute.com | Hai sahabat arobiyah institute kaifa halukum? Melanjutkan pembahasan kita sebelumnya tentang isim-isim yang manshub, sekarang kita masuk pada bab istisna’. Apa itu istisna'? Yuk simak uraiannya berikut ini:

Pengertian istisna’

Dalam bahasa arab, Istisna’ berfungsi untuk mengecualikan sesuatu. Istisna’ adalah mengecualikan sesuatu dari kelompoknya dengan bantuan alat atau adat istisna’. misalnya saya berkata “para siswa telah hadir kecuali muhammad”, nah kalimat barusan merupakan contoh kalimat istisna’, dimana kata “muhammad disitu disebut mustasna, dan kata “kecuali” merupakan adat/alat istisna’, dan kata “para siswa” disebut mustasna minhu. Adapun pengertian dari istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

Pengertian mustasna

الْمُسْتَثْنَى هُوَ اسْمٌ مَنْصُوْبٌ يَقَعُ بَعْدَ أَدَاةٍ مِنْ أَدَوَاتِ الْإِسْتِثْنَاءِ لِيُخَالِفَ مَا قَبْلَهَا فِيْ الْحُكْمِ (فؤاد نعمة، ملخص قواعد اللغة العربية(مصر: نهضة مصر) ص. 79)

Mustasna adalah isim manshub yang terletak dibelakang salah satu adat istisna’ untuk menyelisihi kalimat sebelumnya dari segi hukum.

Istilah lebih mudahnya mustasna adalah sesuatu yang dikecualikan

Pengertian mustasna minhu

الْمُسْتَثْنَى مِنْهُ هُوَ اسْمٌ يَقَعُ قَبْلَ أَدَاةِ الْإِسْتِثْنَاءِ (فؤاد نعمة، ملخص قواعد اللغة العربية(مصر: نهضة مصر) ص. 79)

pengertian istisna'
Mustasna minhu adalah isim yang terletak sebelum adat istisna’.

Istilah lebih mudahnya mustasna adalah sesuatu atau kelompok yang mustasna merupakan bagian darinya, atau anggotanya.

Pengertian adat istisna’

Adat/alat istisna’ adalah alat yang digunakan untuk mengecualikan

Contoh istisna’

Artinya

Contoh kalimat  istisna’

Para lelaki telah berdiri kecuali zaid

قَامَ الرِّجَالُ إِلَّا زَيْدًا

Para siswa telah datang kecuali 2 orang

حَضَرَ الطُّلَّابُ إِلَّا طَلِبَيْنِ

Umat islam telah shalat jum’at kecuali yang sakit

صَلَّى الْمُسْلِمُوْنَ الْجُمُعَةَ غَيْرَ الْمَرِيْضِ

Para pesawat telah kembali, kecuali satu pesawat.

عَادَتِ الطَّائِرَةُ عَدَا طَائِرَةً

Para pekerja telah pulang kerumah mereka kecuali muhammad

رَجَعَ الْعُمَّالُ إِلَى بَيْتِهِمْ عَدَا مُحَمَّدٍ

Para siswa telah lulus ujian kecuali kamu

نَجَحَ الطُّلَّابُ فِيْ الْإِمْتِحَانِ سِوَىكَ

Macam-macam istisna’

Istisna’ terbagi menjadi 2 ditinjau dari keterkaitan antara mustasna dengan mustasna minhu, yaitu istisna’ muttashil dan istisna’ munqathi’.

Istisna’ muttashil adalah istisna’ yang mustasnanya sejenis dengan mustasna minhu. Contoh:

قَامَ الرِّجَالُ إِلَّا زَيْدًا

Para lelaki telah berdiri kecuali zaid

Pada contoh diatas, mustasnanya adalah زَيْدًا sedangkan mustasna minhunya adalah الرِّجَالُ. Keduanya saling terkait karena mereka sejenis. Maksudnya adalah zaid termasuk laki-laki.

Istisna’ munqathi’ adalah istisna’ yang mustasnanya berlainan sejenis dengan mustasna minhu. Contoh:

نَامَ سُكَّانُ الْقَرْيَةِ إِلَّا بَقَرَاتِهِمْ

Para penduduk desa telah tidur kecuali sapi-sapi mereka

Pada contoh diatas, mustasnanya adalah بَقَرَاتِهِمْ sedangkan mustasna minhunya adalah  سُكَّانُ الْقَرْيَةِ. Keduanya tidak saling terkait karena yang satu berupa manusia, sedangkan satunya berupa hewan yaitu sapi. 

Macam-macam adat istisna

adat istisna'


Sudah disebutkan diatas, bahwa adat istisna’ adalah alat yang digunakan untuk mengecualikan. Ia berjumlah 8 macam, yaitu:

Artinya

Adat istisna’

No

Kecuali

إِلَّا

1

غَيْرَ

2

سِوَى

3

خَلَا

4

عَدَا

5

حَاشَا

6

لَيْسَ

7

لَا يَكُوْنُ

8

Adat istina’ pada nomor 1 berjenis huruf, untuk yang nomor 2 dan 3 berjenis isim, untuk yang nomor 4,5 dan 6 bisa berjenis fi’il atau huruf, sedangkan untuk yang nomor 7 dan 8 berjenis fi’il

Hukum-hukum istisna’

Sebelum menggunakan adat istisna’ di atas, perlu diketahui bahwa kedelapan adat itu memiliki perbedaan dalam penggunaannya dalam kalimat. Mereka mempunyai hukum i’rab yang berbeda beda.

1. istisna’ menggunakan إِلَّا

Apabila kalimat tersebut tidak didahului huruf nafi, dan mustasna minhunya disebutkan (disebut kalam tam mujab), maka mustasna harus dii’rab nashab. Contoh:

حَضَرَ الطُّلَّابُ إِلَّا مُحَمَّدًا

Para siswa telah hadir kecuali muhammad

نَامَ الْأَوْلَادُ إِلَّا زَيْدًا

Anak-anak telah tidur kecuali zaid

 

Apabila kalimat tersebut didahului huruf nafi, dan mustasna minhunya disebutkan (disebut kalam tam ghairu mujab), maka mustasna boleh dii’rab nashab atau boleh juga i’rabnya mengikuti i’rab mustasna minhu, namun dia sebagai badal dari mustasna minhu, bukan sebagai mustasna’. Contoh :

مَا حَضَرَ الطُّلَّابُ إِلَّا مُحَمَّدًا

Para siswa tidak ada yang hadir kecuali muhammad

مَا حَضَرَ الطُّلَّابُ إِلَّا مُحَمَّدٌ

Para siswa tidak ada yang hadir kecuali muhammad

Catatan: huruf ما yang ada di awal kalimat pada contoh diatas adalah huruf nafi. Kemudian محمد pada contoh pertama sebagai mustasna, dan pada contoh kedua sebagai badal.

 

Apabila mustasna minhunya tidak disebutkan (disebut kalam naqis), maka mustasna dii’rab sesuai kedudukannya atau jabatannya dalam kalimat. Dengan syarat kalimat tersebut bukan kalam mujab,artinya ia harus didahului huruf nafi. Contoh :

Tiada yang hadir kecuali muhammad

مَا حَضَرَ إِلَّا مُحَمَّدٌ

Tiada yang kukatakan kecuali kebenaran

مَا قُلْتُ إِلَّا الْحَقَّ

Istilah-istilah yang harus diketahui:

Kalam tam: adalah kalimat yang disebutkan mustasna minhunya

Kalam mujab: adalah kalimat yang tidak didahului huruf nafi

Kalam naqis: adalah kalam yang tidak disebutkan mustasna minhunya

 

2. istisna' menggunakan غير dan سوى

Isim yang berada setelah غير dan سوى beri’rab majrur, karena ia sebagai mudhaf ilaih. Adapun lafadz غير dan سوى sebagai mustasna’. Contoh:

 

  قَامَ الرِّجَالُ غَيْرَ مَحْمُوْدٍ

Para lelaki telah berdiri kecuali mahmud

مَا قَامَ الرِّجَالُ غَيْرَ مَحْمُوْدٍ

Para lelaki tidak ada yang berdiri kecuali mahmud

مَا قَامَ غَيْرُ مَحْمُوْدٍ

Tidak ada yang berdiri kecuali mahmud

 

غير dan سوى dii’rab sebagaimana yang dijelaskan diatas jika ia digunakan untuk tujuan istisna’, dan ia diartikan “kecuali”. Namun apabila digunakan untuk tujuan yang lain, maka ia dii’rab sesuai kedudukannya dalam kalimat. Contoh :

كَلَامُكَ غَيْرُ وَاضِحٍ

Perkataanmu tidak jelas

Pada contoh diatas, غَيْرُ berkedudukan sebagai khabar mubtada', dan i’rabnya marfu’. Begitu juga ia diartikan “tidak”.

3. istisna’ menggunakan خلا, عدا dan حاشا

Ketiga adat istisna’ ini bisa dianggap fi’il madhi, dan bisa juga dianggap huruf jar. Apabila mereka dianggap fi’il madhi, maka mustasna dii’rab nashab karena ia sebagai maf’ul bih. Dan apabila mereka dianggap huruf jar, maka mustasna dii’rab majrur karena ia sebagai mudhaf ilaih. Contoh:

عَلَّمَ الْمُدَرِّسُوْنَ عَدَا زَيْدًا

1

Para guru telah mengajar, kecuali zaid

عَلَّمَ الْمُدَرِّسُوْنَ عَدَا زَيْدٍ

2

Para guru telah mengajar, kecuali zaid

عَادَتِ الطَّائِرَاتُ خَلَا طَائِرَةً

3

Para pesawat telah kembali kecuali satu pesawat

عَادَتِ الطَّائِرَاتُ خَلَا طَائِرَةٍ

4

Para pesawat telah kembali kecuali satu pesawat

Kadang-kadang خلا dan عدا didahului huruf ما masdariyah. Dan apabila hal itu terjadi, maka keduanya dianggap fi’il madhi, buka huruf jar. Contoh:

أَلَا كُلُّ شَيْءٍ مَا خَلَا اللَّهَ بَاطِلٌ

Contoh mengi’rab kalimat istisna’

Jika kalian masih bingung untuk memahami materi ini, disini saya akan memberikan contoh untuk mengi’rab kalimat istisna’. Agar kalian tahu kedudukan kata perkata dalam kalimat.

حَضَرَ الطُّلَّابُ إِلَّا مُحَمَّدًا

حَضَرَ : فعل ماض مبني على الفتح

حَضَرَ : fi’il madhi, mabni ‘alal fathi (berharakat akhir fathah selamanya)

الطُّلَّابُ : فاعل مرفوع وعلامة رفعه الضمة

الطُّلَّابُ : fa’il, beri’rab rafa’, tanda rafa’nya adalah dhammah

إِلَّا : أداة الإستثناء مبني على السكون

إِلَّا : adat / alat istisna’ mabni ‘alassukun (berharakat akhir sukun selamanya)

مُحَمَّدًا : مستثنى منصوب وعلامة نصبه الفتحة

مُحَمَّدًا : mustasna, beri’rab nashab, tanda nashabnya adalah fathah.

 

مَا حَضَرَ الطُّلَّابُ إِلَّا مُحَمَّدٌ

مَا : حرف نفي مبني على السكون

مَا : huruf nafi, mabni ‘alassukun (berharakat akhir sukun selamanya)

حَضَرَ : فعل ماض مبني على الفتح

حَضَرَ : fi’il madhi, mabni ‘alal fathi (berharakat akhir fathah selamanya)

الطُّلَّابُ : فاعل مرفوع وعلامة رفعه الضمة

الطُّلَّابُ : fa’il, beri’rab rafa’, tanda rafa’nya adalah dhammah

إِلَّا : أداة الإستثناء مبني على السكون

إِلَّا : adat / alat istisna’ mabni ‘alassukun (berharakat akhir sukun selamanya)

مُحَمَّدٌ: بدل من الطلاب مرفوع وعلامة رفعه الضمة

مُحَمَّد : badal dari الطلاب, beri’rab rafa’, tanda rafa’nya adalah dhammah

 

قَامَ الرِّجَالُ غَيْرَ مَحْمُوْدٍ

قَامَ : فعل ماض مبني على الفتح

قَامَ : fi’il madhi, mabni ‘alal fathi

الرِّجَالُ : فاعل مرفوع وعلامة رفعه الضمة

الرِّجَالُ : fa’il, beri’rab marfu’, tanda rafa’nya dhammah

غَيْرَ : مستثنى منصوب وعلامة نصبه الفتحة وهو مضاف

غَيْرَ : mustasna, beri’rab manshub, tanda nashabnya fathah, sekaligus ia sebagai mudhaf

مَحْمُوْدٍ : مضاف إليه مجرور وعلامة جره الكسرة

مَحْمُوْدٍ : mudhaf ilaih, beri’rab jar dengan tanda kasrah

Cukup sekian pembahasan yang singkat ini seputar istisna’, semoga kalian bisa memahaminya. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Referensi:

1. Mutammimatul ajurumiyah fi ilmil arabiyyah : Syamsuddin Muhammad Bin Muhammad Arra’ini

2. Mulakhas qawaidul   lughatil arabiyyah: Fuad Nikmah