Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Naibul Fa’il

naibul fa'il

Arobiyahinstitute.com | Hai sahabat arobiyah institute, pada artikel kali ini, kita masih melanjutkan pembahasan tentang marfu’atul asma’. Pada artikel-artikel yang telah lalu, kita telah membahas fa’il, mubtada’, dan khabar mubtada’. Nah sekarang kita akan membahas tentang naibul fa’il, apa itu naibul fa’il? Simak baik-baik lanjutan artikel ini.

Pengertian Naibul Fa'il

Naibul fa’il secara bahasa adalah pengganti fa’il, adapun secara istilah pengertian naibul fa’il sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab jurumiyah adalah sebagai berikut:

 نَائِبُ الْفَاعِلِ هُوَ الْإِسْمُ الْمَرْفُوْعُ اللَّذِيْ لَمْ يَذْكُرْ مَعَهُ فَاعِلُهُ 
“naibul fa’il adalah isim yang beri’rab marfu’ yang tidak disebutkan fa’ilnya bersamanya”
Naibul fa’il biasa juga disebut المفعول الذي لم يسم فاعله atau maful yang tidak disebutkan fa’ilnya. Karena pada dasarnya naibul fa’il adalah maf’ul bih yang dirubah i’rabnya menjadi marfu’. 

Contoh Naibul Fa'il


ضَرَبَ زَيْدٌ الْكَلْبَ
Zaid telah memukul anjing
ضُرِبَ الْكَلْبُ
Anjing telah dipukul
Pada contoh pertama, (الْكَلْبَ) sebagai maf’ul bih, makanya ia beri’rab manshub. Kemudian pada contoh yang kedua, (الْكَلْب) sebagai naibul fa’il, makanya ia beri’rab marfu’. Jadi dari kedua contoh diatas kita bisa mengetahui kalau naibul fa’il adalah maf’ul bih yang dirubah i’rabnya menjadi marfu’. Dan naibul fa’il digunakan dalam suatu kalimat ketika pelakunya tidak disebutkan. Kalian bisa memperhatikan 2 contoh diatas, pada contoh pertama, kalimat tersebut sempurna terdiri dari fi’il + fa’il + maf’ul bih. Kemudian pada contoh yang kedua, fa’ilnya dihilangkan, maka (الْكَلْبَ) yang semula sebagai maf’ul bih berubah i’rabnya menjadi marfu’(berharokat dhammah) sebagai naibul fa’il.

Cara Membuat Naibul Fa'il

Cara membuat naibul fa’il adalah dengan cara merubah harokat fi’ilnya. Apabila fi’ilnya fi’il madhi, maka didhammah huruf pertamanya, dan dikasrah huruf sebelum akhirnya. Contoh:

1
ضَرَبَ زَيْدٌ الْكَلْبَ
Zaid telah memukul anjing
ضُرِبَ الْكَلْبُ
Anjing telah dipukul
2
أَكَلَ زَيْدٌ السَّمَكَ
Zaid telah makan ikan
أُكِلَ السَّمَكُ
Ikan telah dimakan
Apabila fi’ilnya fi’il mudhari’, maka didhammah huruf pertamanya, dan difathah huruf sebelum akhirnya. Contoh:

1
يَضْرِبُ زَيْدٌ الْكَلْبَ
Zaid sedang memukul anjing
يُضْرَبُ الْكَلْبُ
Anjing sedang dipukul
2
يَأْكُلُ زَيْدٌ السَّمَكَ
Zaid sedang makan ikan
يُؤْكَلُ السَّمَكُ
Ikan sedang dimakan
Naibul fa’il bisa berupa isim dhahir, dan bisa berupa isim dhamir. Adapun naibul fa’il dari isim dhamir sebagai berikut:

Dia (lk) telah dipukul
ضُرِبَ
Mereka berdua (lk) telah dipukul
ضُرِبَا
Mereka (lk) telah dipukul
ضُرِبُوْا
Dia (pr) telah dipukul
ضُرِبَتْ
Mereka berdua (pr) telah dipukul
ضُرِبَتَا
Mereka (pr) telah dipukul
ضُرِبْنَ
Kamu (lk) telah dipukul
ضُرِبْتَ
Kalian berdua (lk) telah dipukul
ضُرِبْتُمَا
Kalian (lk) telah dipukul
ضُرِبْتُمْ
Kamu (pr) telah dipukul
ضُرِبْتِ
Kalian (pr) berdua telah dipukul
ضُرِبْتُمَا
Kalian (pr) telah dipukul
ضُرِبْتُنَّ
Aku telah dipukul
ضُرِبْتُ
Kita telah dipukul
ضُرِبْنَا

I'rab Naibul Fa'il

I’rab naibul fa’il adalah marfu’. Apabila ia mufrad, tanda rafa’nya adalah dhammah, apabila ia mutsanna, tanda rafa’nya adalah alif, apabila ia jamak taksir, tanda i’rabnya adalah dhammah, apabila ia jamak mudzakkar salim, tanda rafa’nya adalah wauw, dan apabila ia jamak muannats salim, tanda rafa’nya adalah dhammah. Kalian bisa melihat rincian tanda-tanda i’rab di artikel saya tentang pembagian i’rab.
Contoh i’rab naibul fa’il adalah sebagai berikut:
ضُرِبَ الْكَلْبُ
Anjing telah dipukul 
ضُرِبَ : فعل ماض مبني على الفتح 
Dipukul: fi’il madhi mabni ‘alal fathi
الْكَلْبُ : نائب الفاعل مرفوع وعلامة رفعه الضمة
Anjing: naibul fa’il marfu’ dan alamat rafa’nya adalah dhammah

Demikianlah pembahasan mengenai naibul fa’il, semoga bermanfaat, nantikan artikel-artikel berikutnya, selamat belajar.

Mansur Syah
Mansur Syah Saya Mansur Syah berasal dari Kudus Jawa Tengah. Tertarik dengan bahasa arab dan keislaman karena sejak kecil di sekolahkan di yayasan pendidikan islam. Pendidikan formal saya dimulai dari SDN 4 Kedungdowo, kemudian dilanjutkan ke Mts Ma'ahid Kudus & MA Ma'ahid Kudus. Untuk memperdalam ilmu bahasa arab dan keislaman, saya melanjutkan kuliah jurusan bahasa arab dan studi islam (D II) di Ma'had Bilal Bin Rabah UNIMUDA Sorong Papua Barat Daya , kemudian dilanjutkan dengan mengambil jurusan Ahwal Syakhsiyah pada program S1 di Universitas muhammadiyah Makassar.

Posting Komentar untuk "Naibul Fa’il"