Ceramah Singkat tentang Taqwa


Ceramah Singkat tentang Taqwa
Sumber gambar: pixabay

Arobiyahinstitute.com | Hai segenap pembaca semuanya, pada artikel ini saya akan berbagi seputar contoh ceramah singkat tentang taqwa. Tema yang cocok untuk dijadikan materi ceramah di semua ivent dan kondisi. Karena taqwa merupakan kebutuhan semua orang, baik remaja, dewasa, maupun tua, baik pria maupun wanita.
Langsung saja berikut ini teks ceramah singkat tentang takwa yang bisa anda jadikan sebagai salah satu referensi untuk tampil dalam kultum.

Teks Ceramah Singkat tentang Taqwa

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillah. Hadirin, marilah sama-sama bersyukur kepada Allah, karena telah memberikan kita banyak kenikmatan. Kemudian, mari kita bersholawat kepada Rasulullah, dengan mengucapkan allahumma shalli ‘ala muhammad, wa’ala ali Muhammad.

Hadirin yang dirahmati Allah.......
Taqwa, merupakan salah satu kata yang cukup familiar di telinga kita. Entah itu dalam forum kajian, ceramah, atau bahkan dalam diskusi-diskusi ringan. Iya kan? Kita sendiri menyadari bahwasanya taqwa adalah sebuah kata yang mudah diucapkan oleh lisan. Namun dalam prakteknya? Apakah kita sudah benar-benar bertaqwa?.
Sudahkah hakikat dari taqwa itu sudah kita wujudkan dalam kehidupan nyata? Atau, hanya sekedar ucapan ‘aku bertaqwa’ saja? Di dalam al-Quran, surah al-Imran ayat 134 dan 135 Allah berfirman:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ، وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (Qs. Ali ‘Imran: 134-135)

Di dalam ayat tersebut, ada banyak sekali ciri-ciri orang yang bertaqwa. Mulai dari mereka yang senantiasa menafkahkan hartanya, baik ketika mereka sedang lapang maupun ketika sedang sempit, sampai dengan mereka yang tidak melakukan perbuatan keji. Dan tentu saja, mempraktekkan, atau merealisasikannya tidaklah semudah mengucapkannya.
Terlebih lagi, taqwa bukanlah hanya sekedar amalan lisan saja, dan bukan hanya sekedar yang terlihat saja. Melainkan sebuah amalan hati. Karena di dalam sebuah hadits disebutkan Rasulullah pernah bersabda bahwasanya taqwa itu letaknya ada di hati. Dan beliau menyebutkan hal tersebut sebanyak tiga kali. Masya Allah.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah........
Memang benar adanya bahwa mencapai ketaqwaan yang hakiki adalah perkara yang sangat sulit. Namun bukan berarti tidak bisa kan? Dalam hal ini, Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah berkata yang intinya seorang hamba cuma bisa melakukan tahapan perjalanan mendapatkan ridhonya Allah dengan hati dan juga keinginannya yang sangat kuat. Bukan hanya sekedar perbuatan yang terlihat saja, yakni perbuatan dengan anggota tubuhnya. Dan beliau juga menyebutkan bahwasanya taqwa yang sebenarnya ada di dalam hati, bukan hanya sekedar yang terlihat. Allah juga berfirman di dalam QS. al-Hajj ayat 32 yang berbunyi:

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa yang mengagungkan syi’ar-syi’ar (perintah dan larangan) Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan (dalam) hati.” (Qs. al-Hajj: 32)

Dan selain dalil tersebut, masih banyak dalil lain yang berbicara tentang ketaqwaan. Maka sudah sangat jelas, bahwasanya makna taqwa letaknya di dalam hati, bukan hanya sekedar yang terlihat saja. Berapa banyak di antara kita yang mengaku bertaqwa padahal taqwanya hanya sebatas perbuatan lisan dan tubuh saja? Naudzubillah.

Betapa banyak orang-orang yang demikian hadirin. Salah satunya adalah orang orang munafik yang hidup di masa Rasulullah. Yang mana, mereka memperlihatkan dan memperdengarkan bahwasanya mereka adalah orang yang bertaqwa, yang ingin melindungi dirinya dan kaum muslimin, padahal aslinya, di dalam hati mereka ada kebencian yang sangat besar terhadap Islam dan kaum muslimin. Dan ini menunjukkan bahwasanya tidak semua orang yang mengamalkan agama Islam secara benar mempunyai tujuan mengharapkan ridha Nya.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah.......
Maka dari itu, marilah sama-sama kita mengintropeksi diri kita. Benarkah kita sudah bertaqwa kepada Allah? Benarkah semua amalan lahiriah yang kita lakukan semata-mata hanya untuk Nya? Hanya untuk mengharapkan ridha Nya? Atau jangan-jangan kita lakukan semuanya hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia? Na’udzubillah.
Hadirin, mari sama-sama kita memperbaiki niat kita dengan benar, agar kita bukan hanya taqwa lahiriyah, melainkan bisa mencapai taqwa yang sebenar benarnya. Semoga Allah mudahkan langkah kita, dan memudahkan niat baik kita untuk menjadi hamba yang bertaqwa. Demikian ceramah singkat tentang taqwa yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat. wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.