Kultum Singkat Tentang Kematian

kultum singkat tentang kematian

Arobiyahinstitute.com | Hai sahabat arobiyah institute, pada artikel ini saya akan membagikan kepada kalian contoh kultum singkat tentang kematian. Dalam blog ini sudah kami share banyak contoh kultum atau ceramah yang berjumlah lebih dari 60 artikel.

Meskipun demikian saya tidak akan berhenti untuk membagikan contoh-contoh naskah kultum atau ceramah sampai disini saja. Saya tetap berusaha terus menulis tema-tema baru yang mungkin dibutuhkan oleh para pembaca sekalian. Nah untuk saat ini saya akan menuliskan tema kultum seputar kematian dengan judul “kematian adalah sebuah keniscayaan”. Yuk baca selengkapnya contoh kultum singkat tentang kematian berikut ini:


Kematian Adalah Sebuah Keniscayaan

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أمَّا بَعْدُ

Puji syukur milik Allah ta’ala tuhan semesta alam, shalawat serta salam kita haturkan keharibaan Muhammad shallallahu alaihi wasallam, kepada para sahabatnya, dan kepada para sahabatnya semuanya.

Hadirin yang dirahmati Allah ta’ala…..

Kalau berbicara tentang kematian, tentu tidak ada seorangpun di dunia ini yang ingin merasakan kematian dengan kata lain meninggal dunia. Tentu semua orang ingin hidup abadi, dan tidak usah mati. Namun faktanya hal itu mustahil dapat kita raih, karena kematian merupakan sebuah keniscayaan yang telah Allah tentukan, bahkan sebelum manusia itu diciptakan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ.......(رواه البخاري ومسلم)

Artinya: “Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian menjadi ‘alaqah (gumpalan darah) selama itu juga, kemudian menjadi mudghah (gumpalan daging) selama itu juga. Kemudian diutus seorang malaikat, lalu dia meniupkan ruh kepadanya, dan dia (malaikat) diperintahkan untuk menulis 4 kalimat (perkara): tentang rezekinya, amalannya, ajalnya dan (apakah) dia termasuk orang yang sengsara atau bahagia.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

Dari hadits di atas kita bisa mengambil faidah bahwasanya ajal kita (batasan umur hidup di dunia) yaitu kapan kita dilahirkan dan kapan kita meninggal dunia telah ditentukan sejak kita masih dalam kandungan orang ibu kita. Dan hal itu (ajal) tidak bisa di ubah-ubah lagi, baik dipercepat maupun di akhirkan. Allah ta’ala berfirman:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ (الأعراف :34)

Artinya: Tiap-tiap umat mempunyai ajal (batas waktu), maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Qs. Al A’raf:34)

Dalam menafsirkan ayat di atas, syeikh Abdurrahman As-sa’di berkata dalam kitab tafsirnya ( taisir al karimi al rahman fi tafsiri kalami al mannan): 

وقد أخرج الله بني آدم إلى الأرض، وأسكنهم فيها، وجعل لهم أجلا مسمى لا تتقدم أمة من الأمم على وقتها المسمى، ولا تتأخر، لا الأمم المجتمعة ولا أفرادها.

Artinya: “dan sungguh Allah telah mengeluarkan Bani Adam ke Bumi, dan menempatkan mereka di sana. Dan menjadikan bagi mereka ajal (batas waktu) yang telah ditentukan. Suatu umat tidak akan menyalip (mendahului) atau memperlambat (menjadikannya terlambat) atas umat yang lain dalam hal ajalnya (batas waktunya yang telah ditentukan). Hal itu berlaku bagi umat secara umum maupun secara kusus (pribadi-pribadi)” ( taisir al karimi al rahman fi tafsiri kalami al mannan hlm. 287)

Hadirin yang dirahmati Allah…

Jika demikian adanya, apa yang telah kita siapkan untuk menghadapi kematian yang sewaktu-waktu datang menghampiri kita? Maka dari itu mari kita pergunakan waktu kita sebaik baiknya untuk ketaatan kepada kapada Allah, mengumpulkan amalan-amalan kebaikan sebagai bekal menghadap Allah ta’la. 

Karena tatkala kematian telah menghampiri kita, segala apa yang kita punya di dunia ini tidak lagi bermanfaat kecuali amal kebaikan kita yang kita bawa menghadap Allah ta’ala. Hanya ketakwaanlah yang mengiringi kita, menemani kita di alam akhirat. Allah ta’ala berfirman:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى (البقرة: 197)

Artinya: “dan berbekallah kalian, karena sebaik baik bekal adalah takwa”(Qs. Al Baqarah;197)

Cukup sekian kultum yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang saya sampaikan bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua, dan akhirnya kita dimatikan Allah dalam keadaan husnul khatimah,  amin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Itulah contoh teks kultum singkat tentang kematian, kalian bisa memakainya ketika mau kultum, atau bisa juga memilih tema lainnya yang tersedia di blog ini, semoga bermanfaat.