Ceramah tentang Jodoh

ceramah tentang jodoh
 

Arobiyahinstitute.com | Ada banyak hal yang membuat galau seseorang yang belum menikah. Salah satu di antara banyaknya hal tersebut adalah jodoh. Terutama untuk mereka yang sudah berusia di atas 25 tahun. Iya kan? Nah menariknya, hal yang berhasil membuat banyak orang dilema dan galau ini justru juga termasuk salah satu pembahasan yang disukai dan dinanti nanti loh.

Makanya, jika anda mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan ceramah, mungkin anda bisa ber ceramah tentang jodoh. Bingung mau menyampaikan apa? Tenang saja, karena anda dapat menggunakan naskah tentang jodoh berikut. 


Ceramah tentang Jodoh

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

حَمْدًا و شُكْرًا وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَّ اِلَّا بِاللهِ

اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ وَ الْحَاضِرَاتُ.......


Untuk memulai pertemuan kita kali ini, alangkah baik jika kita lantunkan syukur kepada Nya, kepada Sang Khalik, yang telah memberikan kita kemudahan untuk melangkah ke majelis ilmu, yang insyaAllah dirahmati Nya. Allah pulalah yang memberikan kita kesempatan untuk menikmati udara secara gratis, cukup membayarnya dengan ketaatan kita kepada Nya. 

Shalawat serta salam, kepada baginda Muhammad, kekasih Allah. Yang syafaatnya kita nanti nantikan di yaumil akhir. 


Hadirin, salah satu kekhawatiran orang tua terhadap anaknya yang sudah berusia di atas 25 tahun adalah perihal jodoh. Benar? Dan mungkin, tidak sedikit di antara yang hadir merasakan hal tersebut. Yang sebagai orang tua, khawatir anaknya belum juga menikah hingga usia anak mencapai 25, 26, 27, apalagi jika sampai 30 tahun. Sementara sebagai anak, khawatir karena belum juga bisa memenuhi keinginan dan harapan orang tuanya, yakni untuk menikah. 


Keduanya sama sama khawatir. Tapi kalau boleh kita lihat faktor khawatirnya ini dikarenakan banyak faktor. Dan faktor yang paling besar pengaruhnya dalam meningkatkan rasa khawatir adalah omongan tetangga. Khawatir bakalan jadi omongan tetangga. Na’udzubillah. Padahal hadirin, menikah bukanlah perkara yang mudah dan ringan. Sehingga tidak perlu dipaksakan hanya karena kita ingin terbebas dari omongan tetangga. 


Hadirin yang dirahmati Allah. 

Jodoh adalah perkara yang rumit, dan ini adalah rahasia Allah. Coba saja kita perhatikan, ada orang yang sibuk mencari jodohnya ke sana kemari, tapi tak jua ia menikah, karena mungkin Allah masih belum berkehendak. Tapi ada yang justru tidak kepikiran untuk menikah, tidak punya ikhtiar mencari jodoh, tapi tiba tiba menemukan jodohnya lalu menikah. Iya kan? 

Tapi satu hal yang pasti, bahwa kita semua diciptakan oleh Allah secara berpasang-pasangan. Hal ini sebagaimana yang terdapat di dalam firman Allah QS. al Dzariyat ayat 49 yang berbunyi: 

وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Artinya: Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.

Dan juga di dalam QS. al Najm ayat 45 yang berbunyi: 

وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى

Artinya: Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan.

Jika Allah sudah berjanji, Allah sudah menyebutkan dalam firman Nya jika kita diciptakan berpasang pasangan, lantas masihkah pantas jika kita merasa ragu? Pantaskah jika kita merasa takut akan perihal jodoh? Tentu sangat sangat tidak pantas, terutama kita yang beriman. 

Hadirin yang dirahmati Allah, 

Benar, bahwasanya menikah adalah ibadah. Tapi ingat, bahwa ia adalah ibadah yang paling panjang. Maka, tidak perlu mengikuti usia standar menikah dan kesiapan yang dibuat oleh orang lain. Dan tidak perlu pula kita terlalu mengkhawatirkan perihal jodoh ini, karena siapa tahu kalau kematian yang lebih dulu menjemput kita dibanding jodoh? Tidak ada yang tahu kan? 

Namun tentu, sebagai seorang hamba, kita juga patut berikhtiar dalam menemukan pasangan. Jika sudah merasa siap untuk menikah, maka menikahlah. Cari pasangannya dengan cara cara yang Allah ridhai, ta’aruf misalnya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah memerintahkan anak muda yang sudah siap menikah untuk menikah. 

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah sanggup menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu obat pengekang nafsunya(HR. Bukhari dan Muslim).

Hadirin, dalam proses pencarian jodoh, ada beberapa hal yang dapat kita renungkan dan juga perhatikan. Yang pertama ialah meluruskan niat kita untuk menikah. Dalam hal ini, niatkan, dan luruskan bahwa kita ingin dan akan menikah karena Allah, karena hendak beribadah kepada Nya, dan menjalankan perintah Allah dan Rasulullah.

Dan hal kedua yang patut menjadi bahan renungan dan perhatian adalah kriteria. Memang sah sah saja jika kita mempunyai kriteria tertentu untuk pasangan, namun usahakan untuk mengutamakan yang sisi agamanya terlebih dahulu. Sementara untuk sisi atau perkara yang lain, dipermudahlah. Dan Rasulullah bahkan sudah memberikan panduannya. 

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تُنْكَحُ المَرْأَةُ لأرْبَعٍ: لِمالِها ولِحَسَبِها وجَمالِها ولِدِينِها، فاظْفَرْ بذاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَداكَ

“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya, dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi” (HR. Bukhari Muslim).

Semoga kedua hal tersebut bisa menjadi renungan kita dan perhatian yang serius. Semoga yang sudah menikah Allah limpahkan keberkahan pada keluarganya, dan yang belum menikah semoga Allah mudahkan dan berikan jalan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.