Ceramah tentang Pergaulan dalam Islam

ceramah tentang pergaulan dalam islam 

Arobiyahinstitute.com | Sebagai makhluk sosial, kita meski bergaul dengan orang lain. Dan sebenarnya, bergaul dengan orang lain ini bukan hanya sebatas keinginan seorang individu loh, melainkan juga termasuk ke dalam kebutuhan. Nah sebagai seorang muslim, ada hal yang mesti diperhatikan, salah satunya adalah pergaulan, atau yang biasa kita sebut dengan pergaulan dalam Islam. Tema ini menarik untuk diangkat, dan berikut adalah contoh ceramah tentang pergaulan dalam Islam yang bisa digunakan. 

Ceramah tentang Pergaulan dalam Islam

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ


Hadirin yang dirahmati Allah

Islam adalah agama yang sangat kompleks. Karena semua lini kehidupan manusia sudah diatur di dalam ajarannya. Sehingga sebagai Muslim, kita harus mengindahkan semua aturan aturan yang ada, dan ini adalah salah satu bentuk ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya. 

Salah satu aturan yang meski kita indahkan tersebut adalah masalah pergulan . Atau, biasanya kita sebut juga dengan pergaulan dalam Islam. Nah sebenarnya, bagaimana sih pergaulan dalam Islam itu sendiri? Bagaimana islam memandang pergulan? Nah kali ini kita akan bahas, terkait dengan pergaulan dalam Islam. 

Hadirin, selama ini kita sering kali mendapatkan nasehat, jangan terlalu memilih milih teman, benar? Apakah harus demikian? Maka jawabannya adalah tidak. Karena rasanya, memilih teman juga penting, terutama jika kita merasa bahwa iman kita tidak cukup kuat untuk berteman dengan siapapun. Karena bagaimanapun, teman akan memberikan pengaruh kepada kita. 

Bahkan, berapa banyak orang orang di luaran sana yang sampai terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan lantaran pemilihan teman yang tidak tepat? Lantaran pergaulannya yang buruk? Dan tentu saja, lantaran teman bergaulnya yang sangat tidak tidak baik. Kemudian, berapa banyak pula orang orang yang justru mendapatkan hidayah, mendapatkan banyak kebaikan lantaran ia mulai bergaul dengan orang orang yang shalih, orang orang yang baik di kehidupannya. Iya kan? 

Tentu, kita kerap kali menemukan kasus kasus yang seperti ini. Dan tidak bisa kita pungkiri, bahwasanya perlu kok memilih milih dalam bergaul atau berteman. Benar, juga bahwasanya kita bisa berteman dengan siapapun, tapi tetap ada batasannya. Dalam artian, berikan batasan pergaulan kita dengan orang orang yang kurang baik. Rasulullah menjelaskan mengenai peran seorang teman di dalam sabdanya yang berbunyi: 

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari Muslim)

Kita pasti sudah tidak asing dengan hadits tersebut kan? Karena memang ia menjadi salah satu hadis yang sangat populer, dan cukup sering disampaikan oleh para asatidz kita. Di dalam hadis tersebut, Rasulullah mengambil contoh teman yang baik dengan yang buruk itu dengan seorang penjual minyak wangi dengan pandai besi. 

Seorang teman yang baik dimisalkan dengan penjual minyak wangi, sementara teman yang buruk dengan pandai besi. Dan ungkapan yang diambil oleh Rasulullah ini adalah ungkapan yang sederhana, dan sangat mudah kita pahami. Itu artinya, jika kita ingin menjadi pribadi yang lebih baik, ingin meningkatkan ketaatan kita, maka salah satu cara kita memulainya ya dengan mencari pergaulan yang baik, mulai berteman dengan orang orang yang shaleh. 

Agar kita mendapatkan manfaatnya. Dan ketika berteman dengan orang orang yang shaleh, maka kita akan mendapatkan banyak sekali manfaatnya, layaknya seorang penjual minyak wangi, yang memberikan manfaat bau harumnya. Minimal, kita akan mendapatkan ketenangan dari aroma minyak wanginya. Dan tentu saja hadirin, manfaat yang akan kita peroleh dengan berteman dengan orang orang yang shaleh ini jauh lebih dahsyat dibandingkan harusnya aroma minyak wangi tadi. 

Karena teman teman yang shaleh akan mengajarkan kita hal yang bukan hanya bermanfaat untuk kehidupan dunia saja, tapi juga untuk agama dan akhirat kita. Mereka juga akan menjadi pengingat ketika kita lalai, mereka pula yang akan memberikan nasehat nasehat yang damai. Dan mereka juga akan memberikan banyak motivasi kepada kita supaya lebih dekat dengan Allah, agar lebih berbakti kepada kedua orang tua, bersabar dengan segala ujian dan cobaan, dan motivasi yang lainnya. 

Dan perlahan lahan, kita akan berproses menjadi lebih baik lagi dari diri kita yang dulu. Bukankah demikian? 

Hadirin yang dirahmati Allah

Maka dari itu, bisa kita simpulkan bahwasanya memilih milih teman dekat adalah perkara yang penting, atau bahkan perlu kita lakukan. Dan hati hati dalam memilih teman juga harus kita lakukan. Agar kita tidak terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan. Na’udzubillah. Mulai sekarang, mari kita cari teman teman yang shaleh, yang akan mengingatkan dan memotivasi kita menjadi hamba yang lebih baik. Semoga Allah menjadikan kita hamba Nya yang bertaqwa dan husnul khatimah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.