Pidato tentang Cinta Tanah Air

 

pidato tentang cinta tanah air

Arobiyahinstitute.com | Untuk menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air, bisa kita lakukan dengan menyampaikan pidato tentang cinta tanah air. Baik itu di sela-sela penyampaian sambutan, atau bisa juga ketika mengikuti lomba pidato. Berikut merupakan contoh pidato tentang cinta tanah air yang bisa dipelajari dan bisa juga digunakan.

Pidato tentang Cinta Tanah Air

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat limpahan kasih sayangnya kita masih dapat berkumpul di acara yang insya Allah barokah ini. Sholawat dan salam kepada Baginda Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Pemimpin umat yang telah mengajarkan banyak cinta kepada kita. 

Hadirin yang berbahagia, Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan pidato tentang cinta tanah air.

Sebagai seorang manusia, kita tentu perlu mencontoh karakter yang dimiliki oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di berbagai macam aspek kehidupan. Salah satunya adalah karakter beliau yang sangat mencintai tanah airnya yakni kota Mekah. Kita tentu sangat mencintai tanah kelahiran kita, tempat di mana kita menghabiskan waktu, bercengkrama dengan orang-orang yang kita sayangi.

Kita juga sudah mengukir banyak cerita serta kenangan yang tidak akan pernah mungkin bisa hilang dari Ingatan. Kita bukan hanya menghabiskan waktu dengan keluarga saja di tanah air ini, tapi juga menghabiskan waktu dengan kerabat, sahabat, teman-teman, dan yang lainnya. Dengan segala kenangannya sangat wajar jika kita sangat mencintai tanah air ini.

Dan ini merupakan tabiat serta Fitrah dari manusia. Terdapat beberapa dalil yang memberitahukan kepada kita bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, sangatlah mencintai tanah airnya. Salah satunya ialah hadis yang menunjukkan bahwasanya beliau terlihat sedih tatkala harus meninggalkan kota Mekah yang merupakan tanah airnya. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

وَاللَّهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ وَلَوْلَا أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ

Demi Allah, sungguh engkau (wahai Mekah) adalah bumi Allah yang paling baik dan yang paling dicintai oleh-Nya. Sekiranya bukan karena aku diusir dari engkau, tentu aku tidak akan keluar meninggalkan engkau.” (HR. Ahmad)

Kemudian tatkala beliau sudah berada di Madinah, Beliau juga berusaha mencintai kota tersebut, seraya berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, meminta kepada Sang Rabb sekalian alam  supaya memberikan rasa cinta terhadap kota Madinah sebagaimana beliau cinta kepada tanah air beliau. Masya Allah.

Hadirin yang dirahmati Allah

Tentu kita bisa mencontoh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Yakni bagaimana beliau mencintai tanah airnya. Dan ada banyak sekali hal-hal yang bisa kita teladani. Apalagi kita tahu bahwasanya negara kita ini merupakan negara yang sangat luar biasa. Yang di dalamnya kita bisa beribadah dengan sangat mudah. Kita bisa ke masjid kapan pun kita mau.

Kita juga bisa berjamaah di Masjid saat waktu-waktu salat telah tiba, tidak ada larangan untuk mengenakan jilbab dan juga niqab, dan bahkan kita bisa dengan bebas yang mengikuti dan melaksanakan berbagai macam aktivitas-aktivitas keagamaan. Dan ini harus menjadi poin yang paling penting Mengapa kita harus mencintai tanah air kita. Karena selain menjadi tempat berbagai macam kenangan terkumpul, Ia juga tempat di mana kita beribadah untuk meraih keridaan Allah. 

Kita harus mencintai negara ini sebagaimana kita mencintai diri kita. Karena tatkala kita sudah mencintainya seperti diri kita, kita tidak akan menodai negara ini dengan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh syariat. Kita akan berupaya untuk melakukan hal-hal yang terbaik yang dapat kita lakukan. Dan jangan sampai cinta akan dunia akan mengalahkan cinta kita terhadap agama, tentu hal ini juga termasuk terhadap cinta terhadap tanah air. Maksudnya ialah melakukan hal-hal yang dilarang agama Demi tanah air.

Karena ternyata Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan Quran surah an-nisa ayat 97 dan 98, yang mana Ayat tersebut diturunkan kepada orang-orang yang tidak ingin hijrah dikarenakan kecintaan mereka terhadap tanah air. 

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا

Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, malaikat bertanya (kepada mereka), ‘Dalam keadaan bagaimana kamu ini?’ Mereka menjawab, ‘Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).’ Para malaikat berkata, ‘Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?’ Mereka itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah).” (QS. An-Nisa’: 97-98)

Hadirin yang dirahmati Allah

Maka dari itu, jangan sampai kecintaan kita terhadap tanah air, terhadap orang tua, pasangan, anak, saudara, teman, dan yang lainnya akan mengalahkan cinta kita terhadap agama. Kita harus tetap mengedepankan syariat. Semoga Allah menjaga tanah air kita, supaya kita tetap bisa beribadah dengan nyaman. Dan semoga Allah limpahkan kasih dan sayangnya sehingga menjadikan negara kita baldatun toyyibatun wa robbun Ghofur. Demikian pidato tentang cinta tanah air yang dapat saya sampaikan, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.