Pidato tentang Kepemimpinan : Syarat Syarat Menjadi Seorang Pemimpin

pidato tentang kepemimpinan
 

Arobiyahinstitute | Menjadi pemimpin bukanlah perkara yang mudah. Hal ini lantaran ada amanah besar yang sedang kita pikul, dan kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. Sehingga sudah sangat wajar jika banyak orang-orang yang menyampaikan pidato tentang kepemimpinan. Yakni sebagai pengingat siapapun yang sedang memegang amanah tersebut. Nah Jika anda ingin menyampaikan pidato, mungkin Anda juga bisa mengambil tema tentang kepemimpinan terutama kepemimpinan dalam Islam. Berikut ini adalah contoh naskah pidato tentang kepemimpinan dalam Islam yang bisa digunakan.

Pidato tentang Kepemimpinan : Syarat Syarat Menjadi Seorang Pemimpin

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hamdan wa Syukron lillah Amma ba’du. Hadirin yang berbahagia.

Marilah kita bersyukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang telah menganugerahkan beribu-ribu kebaikan kepada kita. Sholawat dan salam kepada Baginda Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Suri tauladan kita semua dalam mengarungi kehidupan.

Hadirin, dalam kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyampaikan pidato tentang kepemimpinan dalam Islam.

Pada dasarnya menjadi pemimpin tidak seharusnya menjadi impian banyak orang. Namun ada yang kita yang ada di lapangan justru sebaliknya. Banyak orang yang berbondong-bondong untuk menjadi pemimpin. Padahal jelas bahwa menjadi pemimpin bukanlah perkara yang mudah. Karena ada syarat-syarat yang seharusnya dipenuhi oleh seseorang yang ingin menjadi pemimpin.

Dalam hal ini Syekh Al Mawardi rahimahullah di dalam kitabnya Al Ahkam as sulthoniyah, menyebutkan beberapa syarat tersebut. Yakni adil dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat, ilmunya bisa mengantarkan kepada ijtihad untuk menetapkan permasalahan kontemporer dan hukum-hukum. Syarat berikutnya ialah sehat secara jasmani, baik itu pendengaran, penglihatan, hingga lisannya supaya ia bisa menangani permasalahan ataupun tugasnya sebagai pemimpin secara langsung.

Berikutnya seorang pemimpin harusnya normal, sehingga tidak ada yang menghalanginya untuk bergerak dan bereaksi. Seorang pemimpin juga haruslah bijak, karena ini yang akan digunakan untuk mengurus rakyat-rakyatnya dan mengatur kepentingan negara. Dan syarat yang tidak kalah pentingnya ialah keberanian yang digunakan untuk melindungi wilayah dan memerangi musuh-musuhnya.

Dan akan jauh lebih baik jika seorang pemimpin juga mempunyai nilai-nilai kebajikan di dalam dirinya. Karena jika tidak mempunyai beberapa syarat-syarat di atas maka seorang pemimpin tentulah akan merasa kesulitan untuk mengatur dan juga mengurus negara serta rakyatnya.

Hadirin yang dirahmati Allah

Tidak mudah untuk menjadi seorang pemimpin. Sebab ada tanggung jawab besar yang kita pikul. Dan ada banyak kewajiban yang harus kita tunaikan. Dan bahkan tidak sedikit urusan-urusan yang harus kita selesaikan. Dan sebagai pemimpin kita tidak bisa berjalan sendirian. Kita membutuhkan orang-orang di sekitar kita untuk membantu dalam merealisasikan berbagai macam program-program dan kewajiban kita sebagai pemimpin.

Hadirin, karena sulitnya menjadi seorang pemimpin ini tidak heran jika seseorang yang mampu memimpin dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah disebutkan di dalam Alquran dan di dalam hadis, mereka akan mendapatkan naungan daripada Allah. Bahkan mereka juga mempunyai doa yang tidak akan tertolak. Hal ini sebagaimana yang terdapat di dalam hadis nabi:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الإِمَامُ العَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يَفْطُرَ وَدَعْوَةُ المَظْلُوْمِ.

“Tiga doa yang tidak tertolak: Doa pemimpin yang adil, orang yang puasa hingga berbuka, dan doa orang yang dizhalimi” (HR. Tirmidzi dan Ibn Majah)

Masya Allah. Maka dari itu jika kita merasa belum mempunyai syarat-syarat tersebut, alangkah lebih baiknya jika kita memantaskan diri terlebih dahulu, untuk memenuhi syarat-syarat tersebut. Karena jika kita tidak mampu berbuat adil dan memegang tonggak kepemimpinan dengan baik, kita akan mendapatkan balasannya. 

Jika para sahabat, tabiin, tabi’ut tabiin, dan para ulama-ulama kita terdahulu sangat mengkhawatirkan ketika mereka diminta untuk menjadi pemimpin, dan tidak jarang juga mereka bahkan menolak ketika diminta untuk memimpin, lantas Mengapa masyarakat kita saat ini justru banyak yang berlomba-lomba untuk menjadi seorang pemimpin? Naudzubillah.

Hadirin yang dirahmati Allah

Tentu tidak ada yang salah jika kita ingin menjadi pemimpin. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah Apakah kita sudah siap untuk menjadi pemimpin banyak orang? Dan sejatinya Apakah kita sudah menjadi pemimpin yang baik terhadap diri kita sendiri? Karena sebenarnya tiap-tiap kita adalah pemimpin. Yakni pemimpin untuk diri kita sendiri. Bahkan hal ini juga disebutkan di dalam hadis.

Dan di hadis tersebut disebutkan bahwasanya kita akan dimintai pertanggungjawabkan atas kepemimpinan yang sudah kita lakukan terhadap diri kita sendiri. Jika memimpin diri kita sendiri saja kita masih belum mampu, Apakah Mungkin kita bisa memimpin orang lain? Tentu hal ini seharusnya menjadi bahan renungan kita semua, terutama untuk kita yang mempunyai keinginan menjadi pemimpin bagi banyak orang.

Oleh karena itu hadirin marilah sama-sama kita memantaskan diri, mencoba untuk memenuhi syarat-syarat pemimpin, yang mana cara-cara Ini sebenarnya telah dicontohkan oleh Rasulullah dan juga para sahabat serta ulama-ulama kita terdahulu. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab, mereka adalah orang yang bisa diandalkan, mereka juga adalah orang-orang yang selalu mengedepankan kepentingan-kepentingan orang yang dipimpinnya.

Semoga Allah mudahkan kita untuk menjadi pemimpin yang adil dan baik, baik itu untuk diri kita sendiri, untuk keluarga kita, atau bahkan untuk banyak orang. Demikian pidato tentang kepemimpinan yang dapat saya sampaikan, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.