I'rab Fi'il (Kata Kerja)
Arobiyahinstitute.com | Hai sahabat arobiyah institute, pada artikel kali ini, kita akan belajar tentang fi’il (kata kerja) lebih mendalam. Yaitu mendalami I’rab fi’il. Apa itu I’rab ? kalau belum tau tentang I’rab, baca dulu artikel saya tentang I’rab dan bina’.
Di
dalam artikel sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa fi’il ada tiga macam,
yaitu fi’il madhi, fi’il mudhori’, dan fi’il amr (baca lebih lanjut: macam-macam fi'il). Ketiga macam tersebut
memiliki perbedaan pada waktu
pengerjaannya. Sekarang di
dalam artikel ini saya akan membahas tentang I’rab ketiga fi’il tersebut.
Pembagian fi’il ditinjau dari I’rab dan bina’
Jika ditinjau dari segi mu’rab dan mabni, fi’il
terbagi menjadi dua, yaitu fi’il mabni, dan fi’il mu’rob.
Fi’il mabni
Dari ketiga macam fi’il (madhi, mudhari’, amr) yang
ada, dua diantaranya termasuk kategori fi’il mabni. Yaitu fi’il madhi dan fi’il
amr. Sedangkan fi’il mudhari’ pada dasarnya termasuk fi’il mu’rab. Namun ia
menjadi mabni jika fa’ilnya berupa dhomir jamak muannats ghaibah dan dhomir
muannats mukhatabah, serta jika ia bertemu dengan nun taukid.
1. Fi’il madhi
Fi’il
madhi termasuk kategori fi’il mabni, yaitu fi’il yang akhir katanya mempunyai
bentuk yang sama, Atau tidak berubah walaupun ia ditempatkan di dalam kondisi
yang berbeda beda. Contoh:
Muhammad (Telah) datang |
جَاءَ مُحَمَّدٌ |
Muhammad (Telah) datang |
مُحَمَّدٌ جَاءَ |
Muhammad (telah) datang bersama siapa? |
مَعَ مَنْ جَاءَ مُحَمَّدٌ ؟ |
Dari contoh diatas, kalian bisa melihat bahwa kata “جَاءَ” di manapun ia berada, baik di depan, atau
di tengah, atau dibelakang, bentuk katanya tetap, itulah yang dinamakan mabni.
Adakalanya fi’il madhi mabni ‘alal fathi, yaitu akhir katanya
berharokat fathah. Adakalanya ia mabni ‘aladhommi, yaitu akhir katanya
berharokat dhommah. Adakalanya ia mabni ‘alassukun, yaitu akhir katanya
berharokat sukun. Hal itu bisa terjadi disebabkan perbedaan fa’il(pelaku).
Kalau failnya isim dhohir seperti contoh pada nomor 1, maka ia mabni ‘alal fathi. Namun apabila fa’ilnya
berupa isim dhomir, ada kemungkinan ia mabni ‘aladhommi atau mabni ‘alassukun.
Perinciannya sebagai berikut:
Mabni ‘alal fathi |
Telah datang (lk) |
جَاءَ |
Mabni ‘alalfathi |
Mereka berdua (lk) telah datang |
جَاءَا |
Mabni ‘aladhommi |
Mereka (lk) telah datang |
جَاؤُوْا |
Mabni ‘alal fathi |
Talah datang (pr) |
جَائَتْ |
Mabni ‘alal fathi |
Mereka berdua (pr) telah datang |
جَائَتَا |
Mabni ‘alassukun |
Mereka (pr) telah datang |
جِئْنَ |
Mabni ‘alassukun |
Kamu (lk) telah datang |
جِئْتَ |
Mabni ‘alassukun |
Kalian berdua (lk) telah datang |
جِئْتُمَا |
Mabni ‘alassukun |
Kalian (lk) telah datang |
جِئْتُمْ |
Mabni ‘alassukun |
Kamu (pr) telah datang |
جِئْتِ |
Mabni ‘alassukun |
Kalian berdua (pr) telah datang |
جِئْتُمَا |
Mabni ‘alassukun |
Kalian (pr) telah datang |
جِئْتُنَّ |
Mabni ‘alassukun |
Aku telah datang |
جِئْتُ |
Mabni ‘alassukun |
Kita / kami telah datang |
جِئْنَا |
Catatan: (lk) adalah singkatan untuk laki-laki, (pr) adalah singkatan
untuk perempuan.
2. fi’il mudhari’ jika fa’ilnya berupa dhomir jamak muannats ghaibah dan dhomir muannats mukhatabah, serta jika ia bertemu dengan nun taukid
Pada dasarnya
fi’il mudhori’ termasuk fi’il mu’rab, namun ia berubah menjadi mabni jika fa’ilnya
berupa dhomir jamak muannats ghaibah (هُنَّ) dan dhomir muannats mukhatabah (أَنْتُنَّ), serta jika ia bertemu dengan nun taukid (نَّ). Rinciannya
sebagai berikut:
Keterangan
bina’ |
Penyebab ia mabni |
Artinya |
Cara membacanya |
Fi’il mudhori’ mabni |
Mabni ‘alassukun |
Fa’ilnya هُنَّ |
Mereka (pr) sedang mengerjakan |
Yaf’alna |
يَفْعَلْنَ |
Mabni ‘alassukun |
Fa’ilnya أَنْتُنَّ |
Kalian (pr) sedang mengerjakan |
Taf’alna |
تَفْعَلْنَ |
Mabni ‘alal
fathi |
Bersambung dengan nun taukid (نَّ) |
Kamu (lk)
benar-benar sedang mengerjakan |
Lataf’alanna |
لَتَفْعَلَنَّ |
3. Fi’il amr
Fi’il
amr termasuk kategori fi’il mabni, sama seperti fi’il madhi. yaitu fi’il yang
akhir katanya mempunyai bentuk yang sama, Atau tidak berubah walaupun ia
ditempatkan di dalam kondisi yang berbeda beda.
Contoh:
Keterangan
bina’ |
Arti
|
Contoh
kalimat |
No |
Mabni ‘alassukun |
Kerjakanlah (lk) |
اِفْعَلْ |
1 |
Mabni ‘ala hadzfinnun |
Kerjakanlah (lk) |
اِفْعَلَا |
2 |
Mabni ‘ala hadzfinnun |
Kerjakanlah (lk) |
اِفْعَلُوْا |
3 |
Mabni ‘ala hadzfinnun |
Kerjakanlah (pr) |
اِفْعَلِيْ |
4 |
Mabni ‘ala hadzfinnun |
Kerjakanlah (pr) |
اِفْعَلَا |
5 |
Mabni ‘alassukun |
Kerjakanlah (pr) |
اِفْعَلْنَ |
6 |
Catatan: contoh kalimat nomor 1 digunakan untuk memerintah laki-laki
yang berjumlah 1 orang. Kalimat nomor 2 digunakan untuk memerintah laki-laki
yang berjumlah 2 orang. Kalimat nomor 3 digunakan untuk memerintah laki-laki
yang berjumlah lebih dari 2 orang. Kalimat nomor 4 digunakan untuk memerintah
perempuan yang berjumlah 1 orang. Kalimat nomor 5 digunakan untuk memerintah
perempuan yang berjumlah 2 orang. Kalimat nomor 6 digunakan untuk memerintah
perempuan yang berjumlah lebih dari 2 orang.
Fi’il mu’rab
Dari
ketiga macam fi’il (madhi, mudhari’, amr) yang ada, yang termasuk kategori
fi’il mu’rab hanyalah fi’il mudhari’. Itupun tidak semua fi’il mudhori’
termasuk kategori fi’il mu’rab. Ada beberapa fi’il mudhori’ yang termasuk fi’il
mabni sebagaimana yang telah admin sebutkan di atas.
Fi’il mudhori yang mu’rab
Fi’il
mudhori’ pada dasarnya termasuk kategori fi’il mu’rab (baca lebih lanjut: pembagian i'rab), yaitu yang bisa dii’rab
atau akhir katanya bisa berubah bentuk disebabkan ada amil/sebab yang
membuatnya berubah. Namun ada pengecualian di dalam fi’il mudhori, yaitu
apabila ia bertemu dhomir muttashil marfu’ هُنَّ dan أَنْتُنَّ dan ketika ia bertemu
nun taukhid, maka ia dihukumi mabni. Fi’il mudhori’ pada dasarnya ber’irab
rafa’, akan tetapi ia bisa berubah menjadi manshub atau majzum apabila ia
diawali huruf nashab atau huruf jazm.
a. Fi’il mudhori beri’rab rafa’ atau marfu’
Fi’il mudhori’ beri’rab rafa’ atau marfu’ apabila ia
tidak bertemu huruf nashab atau huruf jazm. Contohnya:
Muhammad (Sedang) membuka pintu |
يَفْتَحُ مُحَمَّدٌ الْبَابَ |
Hasan (Sedang) memukul musuhnya |
يَضْرِبُ حَسَنٌ
عَدُوَّهُ |
Zaid (Sedang) pulang dari sekolah |
يَرْجِعُ زَيْدٌ مِنَ
الْمَدْرَسَةِ |
Catatan: Alamat rafa’ atau marfu’nya fi’il mudhori’
pada ketiga contoh di atas adalah dhommah, karena ia
tidak bersambung dengan sesuatu. Apabila ia bersambung dengan dhomir muttashil
marfu’ yang berjumlah lima ( يَفْعَلانِ، تَفْعَلَانِ، يَفْعَلُوْنَ، تَفْعَلُوْنَ، تَفْعَلِيْنَ ) maka alamat rafa’ atau marfu’nya adalah tsubutunnun(tetapnya
nun/ nun tidak dihapus). Fi’il yang lima yang berada dalam kurung biasa disebut
af’al khamsah yang berarti fi’il yang berjumlah 5. Rinciannya sebagai
berikut:
Tanda I’rabnya |
I’rab |
Mabni/mu’rab |
Arti |
Fi’il |
Dhommah |
Marfu’ |
Mu’rab |
Dia(lk) sedang membuka |
يَفْتَحُ |
Tsubutunnun |
Marfu’ |
Mu’rab |
Mereka berdua (lk) sedang membuka |
يَفْتَحَانِ |
Tsubutunnun |
Marfu’ |
Mu’rab |
Mereka (lk) sedang membuka |
يَفْتَحُوْنَ |
Dhommah |
Marfu’ |
Mu’rab |
Dia (pr) sedang membuka |
تَفْتَحُ |
Tsubutunnun |
Marfu’ |
Mu’rab |
Mereka berdua (pr) sedang membuka |
تَفْتَحَانِ |
|
|
Mabni |
Mereka (pr) sedang membuka |
يَفْتَحْنَ |
Dhommah |
Marfu’ |
Mu’rab |
Kamu (lk) sedang membuka |
تَفْتَحُ |
Tsubutunnun |
Marfu’ |
Mu’rab |
Kalian berdua (lk) sedang membuka |
تَفْتَحَانِ |
Tsubutunnun |
Marfu’ |
Mu’rab |
Kalian (lk) sedang membuka |
تَفْتَحُوْنَ |
Tsubutunnun |
Marfu’ |
Mu’rab |
Kamu (pr) sedang membuka |
تَفْتَحِيْنَ |
Tsubutunnun |
Marfu’ |
Mu’rab |
Kalian berdua (pr) sedang membuka |
تَفْتَحَانِ |
|
|
Mabni |
Kalian (pr) sedang membuka |
تَفْتَحْنَ |
Dhommah |
Marfu’ |
Mu’rab |
Aku sedang membuka |
أَفْتَحُ |
Dhommah |
Marfu’ |
Mu’rab |
Kita / kami sedang membuka |
نَفْتَحُ |
Catatan: adapun 2 fi’il mudhori yang mabni diatas, ia mabni ‘alassukun sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian fi’il mabni.
b. Fi’il mudhori’ beri’rab nashab atau manshub
Fi’il mudhori’ bisa beri’rab nashab apabila ia
didahului adawatunnashbi ( huruf nashab). Adapun huruf nashab
sebagai berikut:
Huruf-Huruf Nashab |
|||
Agar |
كَيْ |
|
أَنْ |
Agar |
اللَّامُ
كَيْ |
Tidak akan |
لَنْ |
Sehingga |
حَتَّى |
Jika demikian |
إِذًا |
Contoh
fi’il mudhori’ yang beri’rab nashab atau manshub:
Muhammad tidak akan membuka pintu |
لَنْ يَفْتَحَ مُحَمَّدٌ
الْبَابَ |
Kalian tidak akan memukul teman
kalian |
لَنْ تَضْرِبُوْا صَاحِبَكُمْ |
Catatan:
fi’il yang berwarna merah, tanda nashabnya adalah fathah, karena ia tidak
bersambung dengan sesuatu. Sedangkan fi’il yang berwarna biru tanda nashabnya
adalah hadzfunnun (menghapus huruf nun), karena ia adalah af’al
khamsah atau ia bersambung dengan dhomir muttashil marfu’.
Tabel
rincian fi’il mudhari’ yang beri’rab nashab
Tanda I’rabnya |
I’rab |
Mabni /mu’rab |
Arti |
Fi’il |
Fathah |
Manshub |
Mu’rab |
Dia(lk) tidak akan membuka |
لَنْ يَفْتَحَ |
Hadzfunnun /menghapus nun |
Manshub |
Mu’rab |
Mereka berdua (lk) tidak akan membuka |
لَنْ
يَفْتَحَا |
Hadzfunnun /menghapus nun |
Manshub |
Mu’rab |
Mereka (lk) tidak akan membuka |
لَنْ
يَفْتَحُواْ |
Fathah |
Manshub |
Mu’rab |
Dia (pr) tidak akan membuka |
لَنْ تَفْتَحَ |
Hadzfunnun /menghapus nun |
Manshub |
Mu’rab |
Mereka berdua (pr) tidak akan membuka |
لَنْ تَفْتَحَا |
|
|
Mabni |
Mereka (pr) tidak akan membuka |
لَنْ يَفْتَحْنَ |
Fathah |
Manshub |
Mu’rab |
Kamu (lk) tidak akan membuka |
لَنْ تَفْتَحَ |
Hadzfunnun /menghapus nun |
Manshub |
Mu’rab |
Kalian berdua (lk) tidak akan membuka |
لَنْ تَفْتَحَا |
Hadzfunnun /menghapus nun |
Manshub |
Mu’rab |
Kalian (lk) tidak akan membuka |
لَنْ
تَفْتَحُوْا |
Hadzfunnun /menghapus nun |
Manshub |
Mu’rab |
Kamu (pr) tidak akan membuka |
لَنْ
تَفْتَحِيْ |
Hadzfunnun /menghapus nun |
Manshub |
Mu’rab |
Kalian berdua (pr) tidak akan membuka |
لَنْ تَفْتَحَا |
|
|
Mabni |
Kalian (pr) tidak akan membuka |
لَنْ تَفْتَحْنَ |
Fathah |
Manshub |
Mu’rab |
Aku tidak akan membuka |
لَنْ أَفْتَحَ |
Fathah |
Manshub |
Mu’rab |
Kita / kami tidak akan membuka |
لَنْ نَفْتَحَ |
Catatan: kedua fi’il mudhari’ yang mabni diatas, ia mabni ‘alassukun.
c. Fi’il mudhori’ beri’rab jazm atau majzum
Fi’il mudhori’ bisa beri’rab jazm apabila ia diawali adawatul
azmi (huruf jazm). Adapun huruf jamz sebagai berikut:
Huruf-Huruf Jazm |
|||
Setiap kali |
مَهْمَا |
Tidak |
لَمْ |
Jika |
إِذْمَا |
Belum |
لَمَّا |
Mana saja |
أَيٌّ |
Bukankah |
أَلَمْ |
Ketika |
مَتَى |
Belumkah |
أَلَمَّا |
Dimana |
أَيْنَ |
Hendaknya |
لَامُ
الْأَمْرِ |
Jika / bila mana |
أَيَّانَ |
Janganlah |
لَا
النَّهِيْ |
Di mana saja |
أَنَّى |
Jika |
إِنْ |
Di mana saja |
حَيْثُمَا |
Barang siapa |
مَنْ |
Bagaimana pun |
كَيْفَمَا |
Tidaklah |
مَا |
Contoh fi’il mudhori’ yang beri’rab jazm atau majzum:
Tanda
jazmnya |
Arti |
Contoh
kalimat |
Sukun |
Jika kamu
bersungguh-sungguh, akan berhasil. |
إِنْ تَجْتَهِدْ
تَنْجَحْ |
Hadzfu harfil illat / menghapus huruf illat |
Jika kamu memanggilku, aku datang. |
إِنْ تَدْعُنِيْ
أَجِبْ |
Hadzfunnun / menghapus huruf nun |
Janganlah kalian pergi |
لَا تَذْهَبُوْا |
Catatan: huruf illat adalah ( ا ،
و ، ي
). Fi’il mudhari’ yang berwarna merah tanda nashabnya sukun karena
ia fi’il mudhori shahih akhir dan ia tidak bersambung dengan sesuatu. Sedangkan
yang berwarna biru, tanda nashabnya adalah Hadzfu harfil illat /
menghapus huruf illat karena ia fi’il mudhari mu’tal akhir, apa itu fi’il
mudhari’ mu’tal akhir? Baca artikel saya tentang macam macam fi’il ditinjau
dari bentuk bangunan akhirnya. Sedangkan yang berwarna coklat, tanda
nashabnya adalah Hadzfunnun / menghapus huruf nun, karena ia termasuk
af’al khamsah.
Ringkasan I’rab fiil:
الْأَفْعَالُ
الْمُعْرَبَاتِ وَعَلَامَاتُ إِعْرَابِهَا Fi’il fi’il yang mu’rab dan tanda i’rabnya |
||||||
الْمَجْزُوْمُ Majzum |
الْمَنْصُوْبُ manshub |
الْمَرْفُوْعُ Marfu’ |
الْأفْعَالُ |
|||
Tanda |
contoh |
tanda |
contoh |
Tanda |
contoh |
|
السُّكُنُ |
لَمْ يَفْتَحْ |
الْفَتْحَةُ |
لَنْ يَفْتَحَ |
الضَّمَّةُ |
يَفْتَحُ |
صّحِيْحُ الْآخِرُ |
حَذْفُ حَرْفِ الْعِلَّةِ |
لَمْ يَنْهَ |
الْفَتْحَةُ الْمُقَدَّرَةُ |
لَنْ يَنْهَى |
الضَّمَّةُ الْمُقَدَّرَةُ |
يَنْهَى |
مُعْتَلُّ الْأَلِفِ |
حَذْفُ حَرْفِ الْعِلَّةِ |
لَمْ يَغْزُ |
الْفَتْحَةُ |
لَنْ يَغْزُوَ |
الضَّمَّةُ الْمُقَدَّرَةُ |
يَغْزُو |
مُعْتَلُّ الْوَاوِ |
حَذْفُ حَرْفِ الْعِلَّةِ |
لَمْ يَقِ |
الْفَتْحَةُ |
لَنْ يَقِيَ |
الضَّمَّةُ الْمُقَدَّرَةُ |
يَقِي |
مُعْتَلُّ الْيَاءِ |
حّذْفُ النُّوْنِ |
لَمْ يَفْتَحُوْا |
حَذْفُ النُّوْنِ |
لَنْ يَفْتَحُوْا |
ثُبُوْتُ النُّوْنِ |
يَفْتَحُوْنَ |
الْأَفْعَالُ الْخَمْسَةُ |
Catatan:
fi’il yang mu’rab hanya fi’il mudhori’ saja, tabel ringkasan I’rab diatas
merupakan klasifikasi dari fi’il mudhori' yang mana fi’il mudhori’ ada yang
shahih akhir, ada yang mu’tal, dan ada yang tergolong kedalam af’al khamsah. Dan i'rab yang masuk ke fi'il hanya tiga, yaitu i'rab rafa', i'rab nashab, dan i'rab jazm.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai I’rab fi’il. Kesimpulannya adalah fi’il madhi dan fi’il amr termasuk mabni, dan fi’il mudhari’ termasuk mu’rab. semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penerangan yang sangat jelas, terima kasih
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAlhamdulillah, sangat jelas dan bisa difahami, trimakasih, jazaakallahu khairo, wa baarokallahu fiika
BalasHapus