Pengertian Hadits Dhaif dan Contohnya

pengertian hadits dhaif

Arobiyahinstitute.com | Melanjutkan artikel tentang hadits, disini kami akan membahas tentang hadits dhaif. Diantara macam-macam hadits, ada yang disebut hadits shahih, ada yang disebut hadits hasan, dan ada yang disebut hadits dhaif yang akan kita bahas pada artikel ini. Selain itu ada juga hadits mutawatir, hadits aziz, dan hadits gharib jika dilihat dari sudut pandang kepopulerannya.

Pengertian hadits dhaif 

Dhaif (ضعيف) artinya “yang lemah (terus menerus)” artinya sifat lemah itu bersifat terus menerus (tetap). Ia merupakan bentuk shifat musyabbahah dari  ضعف. Adapun ضعف adalah bentuk fi’il madhi (kata kerja lampau) yang berarti “telah lemah”.

Adapun secara istilah, adalah sebagai berikut:

هو ما لم يجمع صفة الحسن، بفقد شرط من شروطه (أبو حفص محمود بن أحمد بن محمود طحان النعيمي، تيسير مصطلح الحديث، ص. 78)

“hadits dhaif adalah hadits yang tidak memenuhi syarat hadits hasan”(abu hafs mahmud bin ahmad bin mahmud thahan an-nuaimi, taisir musthalah hadits, hal. 78)

هو كل حديث لم تجتمع فيه صفات الحديث الصحيح ولا صفات الحديث الحسن .( محمد بن محمد بن سويلم أبو شُهبة، الوسيط في علوم ومصطلح الحديث، ص. 276)

“hadits dhaif adalah semua hadits yang tidak memiliki sifat-sifat hadits shahih maupun hadits hasan (tidak memenuhi syarat-syarat keshahihan maupun kehasanan hadits)”(muhammad bin muhammad bin sulaim abu syubhah, alwasith fii ulum wa musthalahil hadits, h. 276).

  • Adapun menurut imam Al-Baiquni, pemilik mandzumah baiquniyah, Setiap hadits yang tingkatannya berada dibawah hadits hasan (tidak memenuhi syarat sebagai hadits shahih maupun hasan) maka disebut hadits dho'if dan hadits (seperti) ini banyak sekali ragamnya. (wikipedia)

Kriteria hadits dhaif

Hadits dhaif diketahui dengan melihat ciri-cirinya sebagaimana hadits shahih dan hadits hasan juga mempunyai ciri-ciri khusus. Lantas apa saja ciri-ciri hadits dhaif? Maka kita harus mengetahui ciri-ciri hadits shahih dan hasan terlebih dahulu.

Adapun ciri ciri hadits shahih adalah sanadnya bersambung, rawinya adil, rawinya dhabit, selamat dari syadz, dan selamat dari illat. Adapun ciri-ciri hadits hasan hampir sama persis dengan ciri-ciri hadits shahih, kecuali dalam masalah kedhabitan rawinya. Kalau dihadits shahih, rawinya dhabit sempurnya (artinya hapalannya kuat, atau teliti). Sedangkan dihadits hasan rawinya sedikit dhabitnya (بطه خف) (hapalannya kurang kuat dan atau kurang teliti).

Dari uraian diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa ciri-ciri hadits dhaif adalah sanadnya tidak tersambung, rawinya tidak adil, rawinya tidak dhabit, dan tidak selamat dari syadz dan illat. Suatu hadits sudah dikatakan d haif jika terdapat salah satu dari ciri-ciri hadits dhaif diatas, artinya tidak perlu terkumpul semua ciri cirinya kemudian baru dikatakan hadits tersebut dhaif.

Contoh hadits dhaif

Berikut ini saya ambilkan contoh hadits dhaif dari kitab taisir musthalah hadits karya syeikh mahmud thahan:

ما أخرجه الترمذي من طريق "حكيم الأثرم" عن أبي تميمة الهجيمي، عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "من أتى حائضا أو امرأة في دبرها أو كاهنا فقد كفر بما أنزل على محمد" (تيسير مصطلح الحديث، ص. 79)

Artinya:

“apa yang diriwayatkan at-tirmidzi dari jalan “hakim al atsram” dari abi tamimah al hujaimi dari abi hurairah dari nabi shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: barangsiapa yang mendatangi wanita haid atau mendatangi wanita dari duburnya atau mendatangi dukun maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam” (taisir musthalah hadits, hal. 79)

Hadits diatas tergolong kedalam hadits dhaif karena didalam sanadnya ada hakim al atsram yang mana para ulama’ hadits mendhaifkannya.