Ini Dia Tulisan Insyaallah Yang Benar Sesuai Tata Bahasa Arab

tulisan insyaallah dalam bahasa arab

Arobiyahinstitute.com |
Sebagai seorang muslim, keseharian kita tidak lepas dari yang namanya lafadz “insyaallah”. Hampir setiap waktu kita mendengarnya dari orang lain atau kita sendiri yang mengucapkannya. Karena memang mengucapkan lafadz “insyaallah” diperintahkan dalam agama islam.

Namun tahukah kalian bagaimana tulisan insyaallah yang benar sesuai kaidah bahasa arab? Karena kebanyakan orang lebih pandai dalam pengucapan daripada penulisan. Lebih lebih ini merupakan bahasa arab yang memiliki perbedaan sangat jauh dengan bahasa kita indonesia dari segi tulisan maupun pengucapan. 

Banyak sekali orang yang lancar membaca al qur’an disekitar kita, dan hampir semua umat islam bisa membacanya. Namun tidak semua umat islam mampu menuliskan apa yang dibacanya itu tanpa melihat mushaf.

Hal itu karena mereka tidak menguasai bahasa arab dengan sempurna. Mereka hanya belajar membaca saja, dan tidak mempelajari arti, tata bahasa, cara menulisnya, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu dalam artikel ini kami bahas tulisan insyaallah dalam bahasa arab agar kalian yang belum bisa menulisnya bisa belajar bagaimana cara menulis lafadz insyaallah.

Lafadz Insyaallah dalam Al Qur’an

Jika kita mengecek lafadz insyaallah dalam al qur’an, kita akan menemukan bahwa ia diulang beberapa kali. Ketika menulis artikel ini, saya mengeceknya menggunakan aplikasi maktabah syamilah. Ternyata ia diulang 6 kali diberbagai ayat dan surat yang berbeda. Yang pertama kita dapati di surat al baqarah, di surat yusuf, di surat al kahfi, di surat al qasas, di surat ash shaffat,dan di surat al fath. 

وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ (البقرة: 70)

ادْخُلُوا مِصْرَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ (يوسف : 99)

قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا (الكهف : 69)

وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ (القصص: 27)

قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (الصافات: 102)

لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ (الفتح : 27)

Perintah Mengucapkan Insyaallah Ketika Melakukan Sesuatu

Sesuatu yang belum terjadi itu disebut ghaib, baik itu satu jam yang akan datang, atau besok hari, atau tahun depan. Dan hanya Allah yang mengetahui hal-hal ghaib, dan adapun makhluk tidak ada yang tahu.

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ (النمل : 65)

Artinya: “katakanlah : tidak ada seorangpun dilangit dan dibumi yang mengetahui perkara yang ghaib…..”(Qs. An-Naml: 65) 

Oleh sebab itu kita diperintahkan untuk mengucapkan insyaallah jika hendak melakukan sesuatu diwaktu yang akan datang. Sebagaimana firman-Nya dalam surat alkahfi berikut:

وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا، إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ........ (الكهف :23-24)

Artinya: “dan janganlah sekali kali kamu mengatakan tentang sesuatu “sesungguhnya aku akan melakukan ini besok” kecuali dengan menyebut “insyaallah”….”(Qs. Al Kahfi : 23-24)

Dengan mengucapkan insyaallah, berarti kita menyandarkan segala sesuatunya kepada, karena Allahlah yang memiliki kuasa. Jika Allah menghendaki, maka terjadi, dan jika Allah tidak menghendaki maka tidak akan terjadi.

Tulisan Insyaallah dalam Bahasa Arab

Perhatikan ketika menulis lafadz insyaallah, karena sering terjadi kekeliruan yang bisa berakibat fatal karena maknanya berubah tidak sesuai yang diinginkan. Adapun tulisan arab insyaallah yang benar adalah sebagai berikut:

إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Artinya: “jika Allah menghendaki”

Seringkali orang salah menulis pada bagian depan, yaitu menggabungkan kata pertama dan kata kedua menjadi (إِنْشَاءَ). Padahal (إِنْ) kata huruf (حرف) dan (شَاءَ)adalah kata kerja (فعل). Sedangkan (إِنْشَاءَ) adalah bentuk isim masdar yang bermakna “karangan”. Jadi jika kita menulis insyaallah menggabungkan kata pertama dan kata kedua, maka jadinya seperti berikut:

إِنْشَاءَ اللَّهِ

Artinya: “karangan Allah”

Jadi bisa dilihat, karena kesalahan dalam menulis, berakibat pada maknanya yang berubah jauh. Padahal yang diinginkan adalah “jika Allah menghendaki” namun berubah menjadi “karangan Allah”.

I’rab Insyaallah

Pada dasarnya lafadz insyaallah tidak bisa berdiri sendiri, ia harus disambung dengan kata lainnya agar menjadi kalimat yang utuh sesuai dengan kaidah bahasa arab. Misalnya insyaallah aku akan makan nanti malam, insyaallah aku akan berangkat sekolah besok, insyaallah aku akan bermain bola nanti sore, dan lain sebagainya.

Berikut ini kami berikan 2 contoh I’rab insyaallah, yang pertama tanpa kata lanjutan, dan yang kedua dengan disertai kata lanjutannya.

1. إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Insyaallah: jika Allah menghendaki

إنْ : حرف شرط جازم مبني على السكون

In : huruf syart dan jazm mabni ‘alas sukun

شَاءَ : فعلٌ ماضٍ مبني على الفتح ، وهو في محل جزم فعل الشرط .

Sya’a : fi’il madhi ‘alal fath, menempati tempatnya i’rab jazm, sebagai fi’il syart 

لفظ الجلالة (الله) : فاعل مرفوع بالضمة الظاهرة على آخره .

Allah : lafdzul jalalah, fa’il, beri’rab rafa’ dan tandanya dhammah

وجواب الشرط محذوف ويُقَدَّر بما يُناسب السِّيَاق .

Jawabus syart dihapus, ditakdirkan sesuai dengan konteks. 

2. إِنْ شَاءَ اللَّهُ أَدْرُسْ غَدًا

Insyaallah adrus gadan : jika Allah menghendaki, aku akan belajar besok.

إنْ : حرف شرط جازم مبني على السكون

In : huruf syart dan jazm mabni ‘alas sukun

شَاءَ : فعلٌ ماضٍ مبني على الفتح ، وهو في محل جزم فعل الشرط .

Sya’a : fi’il madhi ‘alal fath, menempati tempatnya i’rab jazm, sebagai fi’il syart 

لفظ الجلالة (الله) : فاعل مرفوع بالضمة الظاهرة على آخره .

Allah : lafdzul jalalah, fa’il, beri’rab rafa’ dan tandanya dhammah

أَدْرُسْ : فِعْلٌ مُضَارِعٌ مَجْزُوْمٌ وَعَلَامَةُ جَزْمِهِ السُّكُوْنُ، جَوَابُ الشَّرْطِ، وَالْفَاعِلُ ضَمِيْرٌ مُسْتَتِرٌ تَقْرِيْرُهُ أَنْتَ 

Adrus : fi’il mudhari’ beri’rab jazm dan tandanya sukun, sebagai jawabus syart. Dan fa’ilnya adalah dhamir mustatir takdirnya adalah “أنت”

غَدًا : ظَرْفُ الزَّمَانِ مَنْصُوْبٌ وَعَلَامَةُ نَصْبِهِ الْفَتْحَةُ

Gadan : dharaf zaman beri’rab mansub, dan tandanya adalah fathah. 

Cukup sekian pembahasan mengenai lafadz insyaallah, baik dari segi tulisannya, I’rabnya, dan perintah mengucapkannya ketika melakukan sesuatu diwaktu yang akan datang. Semoga bermanfaat.