Fi’il Lazim dan Fi’il Muta’addi
Arobiyahinstitute.com
| Pada artikel ini kita akan membahas tentang fi’il lazim dan fi’il
muta’addi. Namun sebelum masuk kepembahasan, saya ingin bertanya terlebih
dahulu.
Pernahkah
kalian bertanya-tanya kenapa ada sebuah kalimat dalam bahasa arab yang tidak
mengandung obyek, dan ada kalimat yang mengandung obyeknya?
Memang
kalau kita menelaah sebuah kalimat bahasa arab, kita akan menemukan hal itu,
kadang ada kalimat yang menggunakan obyek, dan kadang ada yang tidak
menggunakan obyek.
Lalu
apakah kalimat yang tidak mengandung obyek termasuk kalimat yang sempurna? Mari
kita bahas permasalahan ini.
Selain
pembagian fi’il menjadi fi’il madhi, mudhari’, dan amr, fi’il terbagi menjadi 2
dari segi penerimaannya terhadap obyek. Yaitu fi’il lazim dan fi’il muta’addi.
Fi’il lazim
Fi’il
lazim adalah fi’il yang tidak membutuhkan obyek. Jadi kalimat yang tersusun
dari fi’il lazim terdiri dari fi’il lazim dan fa’il saja. Dan kalimat itu telah
menjadi kalimat yang sempurna, karena ia sudah bisa dipahami.
Struktur
jumlah fi’liyah dari fi’il lazim |
Fi’il
lazim + fa’il (Pelaku) |
Contoh fi’il lazim
Berikut
ini adalah beberapa Contoh fi’il lazim
yang bisa kalian aplikasikan dalam kalimat.
Contoh fi’il lazim |
|
Telah datang |
جَاءَ |
Telah keluar |
خَرَجَ |
Telah pergi |
ذَهَبَ |
Sedang tidur |
يَنَامُ |
Telah berdiri |
قَامَ |
Telah hadir |
حَضَرَ |
Telah masuk |
دَخَلَ |
Contoh kalimat fi’il lazim
Berikut
ini saya lengkapi juga contoh diatas dengan contoh kalimat fi’il lazim. Kata yang
berwarna merah adalah fi’il lazim.
Contoh kalimat
fi’il lazim |
|
Faris telah datang |
جَاءَ فَارِسٌ |
Azam telah keluar dari kelas |
خَرَجَ عَزَّامٌ
مِنَ الْفَصْلِ |
Fatimah telah pergi ke pasar |
ذَهَبَتْ فَاطِمَةُ
إِلَى السُّوْقِ |
Sulaiman sedang tidur di atas ranjang |
يَنَامُ سُلَيْمَانُ
عَلَى السَّرِيْرِ |
Burhan telah berdiri di depan rumah |
قَامَ بُرْهَانُ أَمَامَ
الْبَيْتِ |
Fi’il muta’addi
Fi’il muta’addi adalah fi’il yang membutuhkan obyek.
Apabila ada kalimat yang tersusun dari fi’il muta’addi namun tidak ada
obyeknya, maka kalimat tersebut bukan merupakan kalimat yang sempurna.
Karena ia belum bisa dipahami, dan masih membuat orang
bertanya-tanya. Misalkan saya berkata “affan telah memukul”, pasti orang yang
mendengar masih bertanya-tanya, siapa yang dipukul?. Itulah kenapa ia termasuk
kalimat yang tidak sempurna, dan yang benar adalah “affan telah memukul
pencuri”. Jumlah fi’liyah yang tersusun dari fi’il muta’addi, terdiri dari
fi’il muta’addi, fa’il, dan maf’ul bih (obyek).
Struktur
jumlah fi’liyah dari fi’il muta’addi |
Fi’il
muta’addi + fa’il + maf’ul bih(obyek) |
Contoh fi’il muta’addi
Berikut
ini adalah beberapa Contoh fi’il muta’addi
yang bisa kalian aplikasikan dalam kalimat (jumlah).
Contoh fi’il muta’addi |
|
Telah makan |
أَكَلَ |
Sedang membaca |
يَقْرَأُ |
Sedang memasak |
يَطْبَخُ |
Telah menangkap |
قَبَضَ |
Telah menyembelih |
ذَبَحَ |
Contoh kalimat fi’il muta’addi
Disini
saya lengkapi juga dengan Contoh kalimat fi’il muta’addi. Kata yang berwarna
merah adalah fi’il muta’addi.
Contoh kalimat fi’il muta’addi |
|
Muhammad telah makan nasi |
أَكَلَ مُحَمَّدٌ
الرُّزَّ |
Najib sedang membaca majalah |
يَقْرَأُ نَجِيْبٌ الْمَجَلَّةَ |
Koki sedang memasak makanan |
يَطْبَخُ الطَّبَّاخُ الطَّعَامَ |
Polisi telah menangkap pencuri |
قَبَضَ الشُّرْطِيُّ السَّارِقَ |
Muslim telah menyembelih kambing |
ذَبَحَ الْمُسْلِمُ الْغَنَمَ |
Begitulah pemaparan singkat kenapa dalam kalimat
bahasa arab kadang-kadang mengandung obyek dan kadang-kadang tidak. Hapalkan
istilah-istilah diatas, apa itu fi’il lazim, apa itu fi’il muta’addi.
Biar kalau dilain waktu menemukan permasalahan yang
sama, kalian tidak bingung. Semoga artikel ini bermanfaat, wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Posting Komentar untuk "Fi’il Lazim dan Fi’il Muta’addi"