Penjelasan Tentang Isim Maushul
Arobiyahinstitute.com | Hai
sahabat arobiyah institute, kaifa halukum? Disini saya akan mengulas tentang
salah satu jenis isim, yaitu isim maushul. Tahukah kalian apa itu
isim maushul? Langsung saja simak penjelasannya berikut ini:
Pengertian isim maushul
الإِسْمُ
الْمَوْصُوْلُ هُوَ اسْمٌ مَبْنِيٌّ يَدُلُّ عَلَى مُعَيَّنٍ بِوَاسِطَةِ جُمْلَةٍ
بَعْدَهُ تُسَمَّى صِلَةَ الْمَوْصُوْلِ (فؤاد نعمة، ملخص قواعد اللغة العربية
(مصر: نهضة مصر) ص. 123)
“Isim maushul adalah isim mabni yang menunjukkan sesuatu tertentu dengan bantuan kalimat yang berada dibelakangnya (setelahnya) yang disebut shilah maushul”
Pengertian
diatas merupakan versi fu’ad nikmah, ahli bahasa arab kontemporer yang berasal
dari mesir. Adapun pengertian lainnya dari isim maushul adalah isim yang
masih samar yang memerlukan penjelasan atau disebut shilah maushul. Mudahnya,
ia adalah kata sambung dalam istilah bahasa indonesia. Yang mana ia identik
diartikan “yang”.
Isim
Maushul digunakan untuk menghubungkan sejumlah kalimat menjadi satu
kalimat. Maksudnya, bahwa masing-masing
isim ma’rifat tersebut akan
menjadi jelas bila bersambung dengan
kalimat sesudahnya, yang disebut Shilah
maushul. Shilah maushul tersebut
harus mempunyai dhamir yang
kembali kepada isim maushul, yang
disebut a’id.
Perhatikan contoh berikut ini:
Kalimat
ke-1 |
يَقْرُأُ
الطَّالِبُ الْكِتَابَ |
Siswa sedang
membaca buku |
|
Kalimat
ke-2 |
الطَّالِبُ
اِجْتَهَدَ فِيْ الدِّرَاسَةِ |
Siswa
bersungguh-sungguh dalam belajar |
|
Penggabungan
kalimat ke-1 dan ke-2 |
يَقْرُأُ
الطَّالِبُ الَّذِيْ اِجْتَهَدَ فِيْ
الدِّرَاسَةِ الْكِتَابَ |
Siswa yang bersungguh-sungguh dalam belajar sedang membaca
buku |
Macam macam isim maushul
Sebagaimana jenis kata yang lain dalam bahasa arab yang terbagi menjadi jenis mudzakkar danmu’annats, isim maushul juga demikian. Ia ada yang khusus digunakan untuk gender pria (mudzakkar) dan ada yang khusus digunakan untuk gender wanita (muannats). Berikut ini rinciannya:
Bentuk |
muannats |
mudzakkar |
Mufrod (tunggal) |
الَّتِيْ |
الَّذِي |
Mutsanna (ganda) |
اللَّتَانِ |
اللَّذَانِ |
Jamak |
اللَّاءِ / اللَّوَاتِ |
الَّذِيْنَ |
Selain yang telah disebutkan diatas, masih ada 2 macam isim maushul yaitu:
Digunakan
untuk yang berakal baik mudzakkar maupun mu’annats |
مَنْ |
Digunakan
untuk yang tidak berakal baik mudzakkar maupun mu’annats |
مَا |
Contoh isim maushul
Berikut
ini saya berikan contoh penggunaan isim maushul dalam kalimat, baik dari
al-Qur’an maupun dari lainnya:
Contoh isim maushul dalam kalimat
حَضَرَ الَّذِيْ نَجَحَ |
1 |
Telah hadir
orang yang berhasil |
|
سَافَرَ الَّذَانِ أَقَامَ بِالْفُنْدُقِ |
2 |
2 orang yang
menginap di hotel telah pergi |
|
لَا أًحِبُّ الَّذِيْنَ يَتبَاهَوْنَ بِأَعْمَالِهِمْ |
3 |
Aku tidak suka
orang-orang yang memamerkan amalannya |
|
دَرَسَتِ الَّتِيْ نَجَحَتْ فِيْ الْإِمْتِحَانِ |
4 |
Telah belajar
orang yang lulus ujian |
|
نَامَتِ اللَّتَانِ رَجَعَتَا مِنْ الْعَمَلِ |
5 |
2 orang yang
pulang dari kerja telah tidur |
|
اِسْتَيْقَظَتِ
اللَّاتِيْ نِمْنَ |
6 |
Orang-orang
yang tidur telah bangun tidur |
|
صَلَّى مَنْ جَلَسَ |
7 |
Orang duduk
telah shalat |
|
أُرِيْدُ
الْقِرَاءَةَ مَا قَرَأْتَ |
8 |
Aku ingin
membaca apa yang kamu baca |
Contoh isim maushul dari al-Qur’an
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ
يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ |
البقرة : 121 |
Orang-orang
yang telah kami (Allah) beri kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya |
|
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا
نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ |
البقرة : 122 |
Wahai bani
israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku (Allah) berikan kepadamu |
|
إِنَّ الَّذِينَ
كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ |
آل عمران : 4 |
Sesungguhnya orang-orang
yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah akan mendapatkan azab yang berat |
|
هُوَ الَّذِي
أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ |
آل عمران : 7 |
Dialah yang
menurunkan kitab (al-Qur’an) kepadamu (muhammad) |
|
الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا
آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ |
آل عمران : 16 |
Yaitu orang-orang
yang berdo’a: “ya tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah
dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka |
I’rab isim maushul
Secara umum isim maushul tergolong isim mabni sebagaimana isim isyarah. Namun khusus untuk اللَّذَانِ dan اللَّتَانِ mereka berdua termasuk mu’rab. Mereka dii’rab sebagaimana i’rabnya isim mutsanna. Yakni jika mereka rafa’ maka tanda i’rabnya adalah huruf alif (ا) dan apabila mereka nashab atau jar (khafadh) maka tandanya adalah huruf ya’. Contoh:
أَكَلَ اللَّذَانِ جَلَسَا |
1 |
2 orang yang duduk telah makan |
|
ضَرَبْتُ اللَّذَيْنِ قَامَا أَمَامِيْ |
2 |
Aku telah
memukul 2 orang yang berdiri
didepanku |
|
طَبَخَتْ اللَّتَانِ قَامَتَا أَمَامَ الْمَطْبَخِ |
3 |
2 orang yang berdiri didepan dapur
telah memasak |
|
مَرَرْتُ بِاللَّتَيْنِ تَقْرَءَانِ الْقُرْآنَ |
4 |
Aku melewati
2 orang yang membaca
al-Qur’an |
Perhatikan
contoh nomor 1 dan 3, isim maushul tersebut berkedudukan sebagai fa’il, yang
mana ia beri’rab rafa’ dan tanda i’rabnya adalah huruf alif (ا). Sedangkan contoh
nomor 2 , isim maushul berkedudukan sebagai maf’ul bih beri’rab manshub dan sebagai isim majrur
untuk contoh nomor 4 yang beri’rab jar. Yang mana tanda i’rab keduanya adalah
huruf ya’ (ي).
Cara mengi’rab isim maushul
Sebagaimana
yang ada di artikel-artikel sebelumnya, saya selalu memberikan contoh mengi’rab
bab yang yang sedang saya bahas. Karena memang ilmu nahwu adalah ilmu untuk
mengi’rab, Ilmu untuk menganalisis kedudukan-kedudukan kata dalam sebuah
kalimat. Dan itu diketahui dengan cara mengi’rabnya. Perhatikan contoh
mengi’rab isim maushul berikut ini:
حَضَرَ الَّذِيْ
نَجَحَ
حَضَرَ فعل :ماض مبني على
الفتح
حَضَر
: fi’il madhi mabni ‘alal fathi
الَّذِيْ : فاعل
مبني على السكون في محل رفع
الَّذِيْ
: fa’il mabni ‘alassukun menempati tempatnya rafa’
نَجَحَ :فعل ماض
مبني على الفتح و الفاعل ضمير مستتر تقديره "هو" و الجملة من الفعل
والفاعل صلة الموصول
نَجَحَ
: fi’il madhi mabni ‘alal fathi, dan fa’ilnya adalah dhamir mustatir takdirnya
adalah “هو”.
Jumlah yang terdiri dari fi’il dan fa’il sebagai shilah maushul.
ضَرَبْتُ اللَّذَيْنِ قَامَا
أَمَامِيْ
ضَرَبْتُ فعل : ماض مبني على السكون لإتصاله بتاء الفاعل، والفاعل
ضمير متصل مبني على الضم في محل رفع
ضَرَبْتُ
: fi’il madhi mabni ‘alassukun karena bersambung dengan ta’ fa’il. Dan fa’ilnya
adalah dhamir muttashil mabni ‘alad dzommi menempati tempatnya rafa’
اللَّذَيْنِ:
مفعول به منصوب وعلامة نصبه الياء لأنه اسم المثنى
اللَّذَيْنِ : maf’ul bih manshub dan tanda nashabnya adalah huruf ya’ karena
dia termasuk isim mutsanna
قَامَا فعل : ماض مبني على الفتح والفاعل ضمير متصل مبني على
السكون في محل رفع
قَامَا
: fi’il madhi mabni ‘alal fathi dan fa’ilnya adalah dhamir muttashil mabni
‘alassukun menempati tempatnya rafa’
أَمَامِيْ : ظرف
المكان منصوب وعلامة نصبه الفتحة المقدرة لاشتغال المكان بالحركة المناسبة وهو
مضاف. والياء المتكلم مبني على السكون في محل جر مضاف إليه
أَمَامِيْ
: dharaf makan beri’rab manshub ‘alad dhorfiyah dan tanda nashabnya adalah
fathah muqaddarah (ditakdirkan) karena tempatnya menyesuaikan dengan harakat
yang sesuai. Dan ia sebagai mudahaf. Dan ya’ mutakallim mabni ‘alassukun
menempati tempatnya jar, sebagai mudhaf ilaih.
Cukup sekian ulasan mengenai isim maushul, semoga para pembaca sekalian bisa memahaminya. semoga bermanfaat, selamat belajar, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
izin copypast semua pelajaran di blog ini..jazakumulloh khoiron ktsiron
BalasHapus