Hadits Aziz | Pengertiannya dan Contohnya

hadits aziz

Arobiyahinstitute.com | Dalam kesempatan kali ini, kami akan membahas sedikit tentang hadits aziz, dimana sebelumnya kami sudah membahas hadits masyhur. Yakni, pengertian dari hadis aziz, dan contoh hadis aziz. 
Dimana hadis merupakan pedoman hidup umat Islam. Dan setiap muslim wajib mengimani, bahwasanya hadis berasal dari Rasulullah. Mempelajari hadis sendiri merupakan hal yang sangat penting, mengingat banyaknya hadis-hadis yang telah dipalsukan oleh sekelompok orang.

Pengertian Hadits Aziz

Jika ditinjau dari segi bahasa, kata aziz berasal dari kata ‘azza ya’izzu’. Yang artinya jarang, atau sedikit. Atau, bisa juga berasal dari kata ‘azza ya’uzzu’ yang artinya adalah kuat. Sementara menurut istilah, terdapat beberapa pendapat, yang pada dasarnya mengandung makna yang nyaris sama. Menurut Nazham Al-Baiquniyah, sebagaimana yang terdapat di dalam tulisan Nuruddin, dengan judul Ulumul Hadis, disebutkan, bahwa hadis aziz ialah:

عَزِيزُ مَرْوِي اثْنَيْنِ أوْ ثَلاَثَهْ ... مَشْهُورُ مَرْوِي فَوْقَ مَا ثَلَاثَهْ

“Hadits aziz merupakan hadis yang diriwayatkan oleh dua atau tiga orang perawi. Sedangkan hadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan lebih dari tiga perawi’.

Sementara di dalam tulisan Muhammad dan Mudzakir, yang berjudul Ulumul Hadis, disebutkan, bahwasanya ulama lain mengartikan hadis aziz dengan,

Hadits aziz adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi, kendati dua rawi itu pada satu tingkatan saja, dan setelah itu diriwayatkan oleh banyak rawi.

Di dalam kitab Taisir Musthalah Hadits karya Mahmud Thahan, juga disebutkan, hadits aziz adalah hadis yang diriwayatkan tidak kurang dari 2 orang perawi di setiap tingkatannya.

Dari ketiga pengertian hadis aziz di atas, bisa kita simpulkan, bahwa yang dimaksud dengan hadits aziz adalah hadis yang diriwayatkan minimal oleh dua atau tiga orang perawi. Sementara itu, terdapat dua pendapat terkait dengan adanya jalur yang diriwayatkan oleh lebih dari tiga perawi. Di dalam kitab Syarh al-Mandhumah, al-Baiquniyyah fii Musthalah al-hadits, buat tangan al-Syaikh Muhammad bin Utsaimin, pada cetakan ke 10, disebutkan bahwasanya,

ولكن المشهور عند المتأخرين: أن العزيز هو : ما رواه اثنان فقط

‘Yg masyhur di kalangan para ulama belakangan bahwasanya hadits aziz adalah apa yg diriwayatkan oleh dua orang perawi saja di setiap thabaqat atau tingkatan (generasi).’

Sementara ulama mutaqaddimin berpandangan, bahwasanya ketika terdapat lain yang jumlah perawinya banyak, dalam artian lebih dari tiga, maka hadis tersebut tetap masuk ke dalam kategori hadis aziz.

Kualitas hadits aziz

Kata atau istilah ‘aziz’ pada dasarnya mengacu kepada kuantitas sanad, atau jumlah orang yang meriwayatkan sebuah hadits. Sehingga, jika ada yang bertanya, apakah perbedaan antara hadis aziz dengan hadits shahih? Maka jelaslah perbedaannya. Jika hadis aziz berkaitan dengan kuantitas perawinya, sementara hadis shahih berkaitan dengan kualitas haditsnya.

Sehingga, hadis aziz bisa saja berkualitas shahih, atau sebaliknya. Ketika, hadis aziz memenuhi seluruh kriteria hadis shahih, maka hadits aziz tetap bisa mencapai kualitas shahih. Begitupun sebaliknya. Itu artinya, kualitas dari hadis aziz sangat beragam. Bisa berupa hadits shahih, hadits hasan, hadits dha’if, atau bahkan hadits palsu.

Contoh hadits aziz

Hadis aziz merupakan hadis yang sangat jarang ditemui. Sehingga, hanya terdapat beberapa hadis saja yang terkenal. Salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Yang mana, hadis ini termasuk hadis yang sudah sangat populer di berbagai kalangan. Adapun bunyi haditsnya adalah:

أن الرسول الله صلى الله عليه وسلم قال: لايؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين

Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda, “Tidaklah kalian beriman sampai aku menjadi yang paling ia cintai dari kedua orang tuanya, anaknya dan semua manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut diriwayatkan oleh dua orang sahabat, yakni Abu Hurairah dengan Anas. Dalam hal ini, terdapat dua perawi yang meriwayatkan hadis tersebut dari jalur Anas, yaitu Qatadah dan Abdul Aziz bin Shuhaib. Kemudian, ada Sa’id dan Syu’bah yang meriwayatkan dari Qatadah. Sementara dari jalur Abdul Aziz bin Shuhaibah, diriwayatkan lagi oleh Abdul Warits, dan Ismail bin ‘Ulaiyyah.  Sampai ke thabaqat tabi’in, hadits di atas diriwayatkan oleh masing-masing dua perawi. Dan setelahnya, banyak perawi yang juga meriwayatkannya. Melihat jumlah periwayatnya yang hanya berjumlah dua orang pada tingkatan perawi sahabat, kemudian dari tingkatan sahabat diriwayatkan lagi oleh dua orang, dan seterusnya, menjadikan hadis ini termasuk ke dalam hadis aziz. Sebab, jumlah perawinya tidak lebih dari dua atau tiga orang di setiap jalur tingkatannya.

Namun, terdapat sedikit perbedaan redaksi dari kedua jalur.

Pada hadis yang berasal dari Anas bin Malik, bunyinya persis pada hadis di atas. Yakni, : لايؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين.

Sementara pada jalur Abu Hurairah, tidak ada tambahan wa al-nas ajma’in. Selain itu, pada riwayat Abu Hurairah, pembuka hadisnya menggunakan kalimat fa walladzi nafsi biyadih. Yang artinya, demi Allah, yang jiwaku di tangan Nya.

Sejauh ini, belum ada para ulama yang menuliskan kitab khusus yang membahas hadis aziz. Hal ini bisa saja dikarenakan jumlahnya yang sangat sedikit, dan menimbang manfaatnya yang mungkin tidak begitu besar. Hal ini disebutkan di dalam kitab Taisir Musthalah al-Hadis, karya Dr. Mahmud Thahan, terbitan 1431 H, atau yang bertepatan dengan 2010 M.

Hadis aziz tersebut mengisyaratkan kita untuk lebih mencintai Rasulullah dibandingkan manusia lain. Termasuk orang tua dan anak. Karena kecintaan kita terhadap Rasulullah merupakan bukti keimanan.

Demikian penjelasan singkat mengenai pengertian hadits aziz dan contohnya. Wallahu A'lam. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.